Mohon tunggu...
HUM
HUM Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Sebut saja saya HUM, panggilan inisial yang melekat ketika saya beranjak dewasa. Saat masa anak-anak yang begitu lucunya sampai masa remaja yang sedemikian cerianya, tidak pernah terbersit sekalipun panggilan HUM, tapi yang namanya takdir siapa yang bisa menolaknya kan..?!\r\n\r\nhttp://www.69hum.com\r\n email : hardono.umardani@bicycle4you.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bike to Work : (Mati Gaya) Pertamax Tanpa Subsidi

24 Maret 2012   17:02 Diperbarui: 1 April 2017   08:51 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@@@@@@

 

“Pak Paijo, kalo’ kali ini beneran sepeda santai, jadi musti ikut. Saya catat di daftar peserta ya, Pak?” Waskito menyambut Paijo saat sarapan pagi di kantin.

Hari minggu besok ada acara ulang tahun kabupaten. Akan diadakan parade sepeda santai dan pertunjukan kesenian serta bazaar di pendopo kabupaten. Pak Bupati sendiri yang akan memimpin rombongan sepeda santai.

 

@@@@@@

 

Paijo tertawa lebar sambil melepas kacamatanya yang berkilau saat sampai di garis finish. “Nah, ini baru namanya sepeda santai, tidak bikin badan pegal.”

Suara music dangdut mengalun dari panggung di depan pendopo kabupaten. Spanduk besar terpampang di atasnya “Bike to Work : StopGlobal Warming”. Berbagai slogan lain bertebaran di sekeliling panggung, “Save Our Planet”, “Let’s Go Green”, “Irit BBM” dan bahkan issunya grup band “Efek rumah kaca” bakal manggung di situ.

Di lapangan belakang pendopo digelar bazaar dengan tenda-tenda yang bertebaran di sekeliling lapangan. Suasanya begitu meriah. Sebuah stand tampak dipenuhi pengunjung. Sebuah distributor resmi merek sepeda terkenal rupanya ikut ambil bagian pada acara kali ini. Berbagai macam jenis sepeda dipajang di situ. Dengan iming-iming harga murah dan diskon untuk 100 orang pertama, bahkan dapat hadiah langsung, membuat pengunjung berjubel. Seorang pejabat kabupaten terlihat  sedang mencoba mengangkat sepeda yang baru dibelinya. Sepeda yang katanya kuat tapi seringan kapas karena terbuat dari material super alloy itu ditebusnya seharga 25 juta. Katanya buat anaknya ke sekolah daripada tiap hari harus tergantung si Dalimin, tetangganya yang tukang ojek, untuk nganterin.

Diiringi decak kagum orang sekelilingnya dia minta anaknya mencoba sepeda barunya. Dengan malu-malu si anak berbisik ke telinga ayahnya, “Pa, aku kan belum bisa naik sepeda. Besok aja minta diajarin Mas Dalimin.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun