Mohon tunggu...
Hardius Usman
Hardius Usman Mohon Tunggu... Dosen - Humanitarian Values Seeker in Traveling

Doktor Manajemen Pemasaran dari FEUI. Dosen di Politeknik Statistika STIS. Menulis 17 buku referensi dan 3 novel, serta ratusan tulisan ilmiah populer di koran. Menulis hasil penelitian di jurnal nasional maupun internasional bereputasi. Mempunyai hobby travelling ke berbagai tempat di dunia untuk mencari nilai-nilai kemanusiaan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menapaki Gang Sempit antara Vatican dan Fontana di Trevi

12 Juli 2020   12:53 Diperbarui: 16 Agustus 2020   01:00 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantheon (Sumber: Koleksi Pribadi)

Perjalanan dimulai dari Castle Sant Angelo, yang merupakan makam Kaisar Hadrianus, penguasa Romawi tahun 117 -- 138 M. Dari kastil  ini, kami menyeberangi Sungai Tiber melalui Jembatan yang bernama Ponte Sant Angelo, yang konon dibangun tahun 134 M. 

Jembatan ini mirip dengan Jembatan Charles di Praha, dimana setiap sisi jembatan terdapat patung. Bedanya di Ponte Sant Angelo semua patung menggambarkan malaikat, sementara di Jembatan Charles menggambarkan Saint. 

Berdiri di jembatan sambil menyaksikan sungai bergerak perlahan, dan merasakan angin sejuk yang membelai, sungguh memberikan kenikmatan tersendiri.

Selanjutnya kami melewati beberapa pertokoan dan gang-gang sempit, hingga sampailah kami di Piazza Navona, sebuah alun-alun yang 'Romawi' banget, baik dari sisi arsitektur maupun tata letak bangunannya. Di tempat ini juga terdapat air mancur Fontana dei Quattro Fiumi, atau dapat diartikan sebagai air mancur dari empat sungai. 

Bagi yang pernah menonton Film Angles and Demons pasti mengenal air mancur ini. Arsitektur yang begitu indah semakin sempurna dipandang sambil menghirup cappuccino panas.

Pantheon (Sumber: Koleksi Pribadi)
Pantheon (Sumber: Koleksi Pribadi)
Hanya beberapa menit berjalan dari Piazza Navona, kami menjumpai Pantheon. Awalnya Pantheon ini merupakan kuil tempat pemujaan dewa-dewa Romawi, tetapi sejak tahun 609 difungsikan sebagai gereja. Jadi teringat Hagia Sophia di Turki dan Masjid Cordoba di Spanyol, yang diubah fungsinya oleh penguasa. 

Setelah menikmati pantheon beberapa waktu, kami pun melangkah menuju Fontana di Trevi, sebuah air mancur dengan patung Dewa Neptunus. Air mancur ini merupakan sebuah 'klenik' di Roma. 

Konon orang yang melempar koin ke sana dengan menggunakan tangan kanan melewati bahu kiri akan kembali lagi ke Roma kelak. Klenik serupa dapat kita jumpai di Zero Point di depan Notre Dame di Paris, atau patung Everard T Serclaes di Grand Place Square-Brussel.

Hari ini kami berjalan dari Vatikan, sebuah pusat keyakinan agama, sampai ke Fontana di Trevi, sebuah tempat keyakinan klenik. 

Manusia memang memiliki keyakinan yang berbeda-beda, dari yang rasional hingga yang tidak dapat diterima akal. Perbedaan ini tidak akan menjadi masalah jika manusia memegang toleransi yang tinggi, sehingga tidak ada yang saling mengganggu. 

Sayangnya, beberapa pihak sengaja meruncingkan perbedaan ini dengan dalih membela keyakinannya, sebagai bungkus dari tujuan utamanya, yaitu mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun