Mohon tunggu...
Hardius Usman
Hardius Usman Mohon Tunggu... Dosen - Humanitarian Values Seeker in Traveling

Doktor Manajemen Pemasaran dari FEUI. Dosen di Politeknik Statistika STIS. Menulis 17 buku referensi dan 3 novel, serta ratusan tulisan ilmiah populer di koran. Menulis hasil penelitian di jurnal nasional maupun internasional bereputasi. Mempunyai hobby travelling ke berbagai tempat di dunia untuk mencari nilai-nilai kemanusiaan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Membakar Kulit di Miami Beach

20 Juni 2020   10:19 Diperbarui: 20 Juni 2020   10:33 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ocean Drive (Sumber: Koleksi Pribadi)
Ocean Drive (Sumber: Koleksi Pribadi)
Panas matahari di Miami bagi orang-orang bule merupakan anugerah yang besar. Semakin panas tampaknya semakin senang mereka berenang, berjemur, dan bermain di pantai. Bagi orang-orang bule, sengatan mentari dapat merubah warna kulitnya menjadi coklat, yang bagi mereka merupakan warna kulit yang eksotis. 

Berbeda dengan orang Indonesia yang cenderung menghindari sengatan mentari yang membakar kulitnya. Orang Indonesia menginginkan kulit seputih-putihnya, yang bagi mereka merupakan warna kulit yang indah. Dua kelompok manusia, mempunyai nilai berbeda terhadap warna kulit yang sama, sehingga berbeda pula prilakunya.

Begitulah tabiat manusia, yang tidak jarang cenderung menyukai apa yang tidak dimilikinya. Mereka yang berkulit putih ingin merubahnya menjadi coklat, dan mereka yang berkulit coklat ingin merubahnya menjadi putih. Rupanya kecantikan dan keindahan mempunyai nilai yang relatif. 

Kecantikan dan keindahan di suatu tempat belum tentu cantik dan indah di tempat lain. Sebuah penilaian memang tidak akan pernah terlepas dari budaya orang yang menilai. Dengan demikian, menilai perilaku seseorang berdasarkan budaya yang kita pegang akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Inilah yang sering menjadi pangkal masalah di dunia ini. Oleh karena itu, toleransi merupakan kunci kedamaian hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun