Disamping itu, sebagai penduduk di kota, mereka tentunya 'menganut' pula budaya urban, yang secara umum tidak mudah atau sembarangan untuk berinteraksi dengan orang lain.Â
Akan tetapi, cobalah tegur mereka dengan menggunakan kata 'sumimasen' yang artinya 'permisi', pasti mereka akan merespon kita dengan ramah. Walau selanjutnya komunikasi dilakukan menggunakan 'bahasa Tarzan', mereka akan berusaha agar kita memahami apa yang dikatakan. Dalam urusan keramahan, orang 'timur' atau Asia sesungguhnya tidak jauh berbeda, tetapi cara dan metodenya memang berbeda.
Kota ini dihuni oleh penduduk yang sangat mencintai budaya asli mereka. Sebagai kota modern, tentu Tokyo dihuni oleh masyarakat modern pula. Bedanya masyarakat modern di Tokyo tidak mau meninggalkan budaya asli mereka. Mereka tetap menjalankan kehidupan sehari-hari berdasarkan budaya yang telah berakar di sana, dari cara mengucapkan salam sampai 'ritual' keseharian.Â
Semua kekayaan budaya yang berwujud maupun tidak berwujud tetap terjaga dengan baik. Bukan hanya pemerintah, masyarakat juga turut berpartisipasi. Jangankan menjaga budaya 'besar' yang bernilai sangat tinggi, budaya 'kecil' juga tetap dilestarikan, seperti cara pembuatan mochi, origami, atau bonsai.
Mungkin sangat banyak kata-kata yang dapat dirangkai menjadi alasan mengapa Tokyo merupakan kota yang membuat kangen. Bagi mereka yang pernah ke sana dan mempunyai rasa kangen terhadap Tokyo, mungkin bisa menambah alasan yang tertulis di atas.