Mohon tunggu...
Hardiriyanto
Hardiriyanto Mohon Tunggu... Guru - Hardiriyanto, staf pengajar di SMP MARSUDIRINI Bogor.

Terus berusaha dan mencoba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Emansipasi: Bakti Diri bagi Keluarga dan Sesama

21 April 2021   21:25 Diperbarui: 22 April 2021   00:10 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sang emansipasi serta inspirasi keluarga dan sesama (dokpri)

Ternyata sebutan Emak Rinah sudah familiar bagi tetangga-tetangga di sekitar tempat tinggalnya karena Rinah merupakan puteri angkatnya.

"Emak, kalo selama bulan Ramadhan kegiatan di rumah terganggu, nggak?" tanya saya kepadanya.

"Emak kalo sudah Imsak sekitar pukul 04:00 biasanya nggak tidur, tapi belajar mengaji sama ibu-ibu yang mau belajar," jawabnya.

Memang selepas Imsak, biasanya Emak melaksanakan aktivitas mengaji bersama dengan ibu-ibu, warga di sekitar tempat tinggalnya. Banyak ibu rumah tangga seusianya yang datang  untuk belajar mengaji. Ternyata, Emak termasuk salah seorang yang menjadi guru mengaji bagi ibu-ibu di Desa Karikil, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor.

Percakapan kami pun berlanjut. Rupanya selama enam tahun ini, Emak Rinah telah memutuskan diri untuk berbakti pada Abah sebagai bentuk balas jasa. Selain itu, baktinya pun diberikan kepada ibu-ibu di sekitar tempat tinggalnya dengan menjadi guru mengaji. Saya pun semakin penasaran.

Sebelumnya, dua tahun ia menjadi pengasuh bayi pada satu keluarga yang memiliki usaha perkebunan kelapa sawit di Kalimantan. Tetapi, ia memutuskan untuk berhenti karena alasan kesehatan.

Dua tahun setelah itu pernah dijalaninya menjadi asisten rumah tangga pada sebuah Yayasan pondok pesantren di daerah Rancabungur, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, milik seorang Ustad dari Jampang, Surade, Sukabumi. Namun, hanya bertahan selama dua tahun karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan pemberlakuan Belajar Dari Rumah (BDR) bagi para santri dan santriwati. Ia pun tidak merasa diberhentikan atau dirumahkan dari pekerjaannya. Dengan  lapang dada, Emak menerimanya.

"Mungkin rezeki Emak bukan lagi di sana," tambahnya.

Menjadi buruh harian sebagai pemotong bawang merah kiloan di pasar Parung pun pernah dilakoninya selama tiga bulan setelah tidak bekerja menjadi asisten rumah tangga. 

"Emak mendapatkan penghasilan dari kegiatan menjadi guru mengaji?" tanyaku berikutnya.

"Nggak, Aa. Tapi ada saja yang memberi sedekah atau memberi bingkisan berupa kebutuhan sehari-hari," ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun