MATERI BAHASA INDONESIA: MENGUBAH CERPEN HATARAKIBACHI MENJADI PUISI
Hatarakibachi adalah cerpen karangan Awit Radiani. Cerpen berkisah tentang seorang Nina yang merasa tidak layak terpilih dalam kongres seni budaya Asia di Jepang. Di Jepang ia bertemu pula dengan pria di masa lalunya--Endo--yang dianggapnya sebagai kutu pekerja.
Dalam Kurikulum Merdeka, cerpen "Hatarakibachi" menjadi bahan ajar bagi siswa kelas 11. Siswa diminta mengubah cerpen tersebut ke dalam puisi.
Sebelum mengubahnya ke dalam puisi, terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan, yaitu:
Baca cerpen dengan cermat
Temukan poin penting (isi cerpen)
Catat kata-kata penting yang ditemukan
-
Mulai menulis puisi
-
Puisi dapat ditulis dengan beberapa sudut pandang (POV 1, POV 2, POV 3)
Puisi tidak harus diberi judul yang sama dengan cerpen sebelumnya
Berikut beberapa referensi contoh puisi yang bersumber dari cerpen "Hatarakibachi":
Puisi 1:
HATARAKIBACHI || Puisi Dian Chandra
ini pertukaran seni budaya Asia
tempat lalu lalang segala seniman
yang membikin aku melaju ragu-ragu
di tengah-tengah Tokyo yang sibuk melulu
di sana, aku melongok kutu-kutu pekerja
mereka yang tergesa-gesa menyusuri hari
hingga melupakan diri sendiri
uh, aku tahu diri. sungguh!
kurapatkan kemauan
melalui pertemuan kau & aku
yang membikin huru-hara di kepalaku
tapi aku kian kukuh saja
setelahnya, aku menjadi diri sendiri
yang lepas & bebas
sebagaimana kupu-kupu
terbang jauh-jauh
Toboali, 03 Februari 2024
Puisi 2:
KUTU PEKERJA DAN AKU YANG KUKUH || Puisi Dian Chandra
Ini Jepang, ketika kali kedua waktu mempertemukanku dengan kau yang paling kutu
--yang tak hanya menggatal di sela-sela kepala, kau juga sibuk melulu. mengumpulkan berbagai temu, dari satu kepala ke kepala lainnya
Di Tokyo ini, ketika satu sudutnya  memberiku tumpanganÂ
untuk menungguimu makan malam
sedang aku enggan berbasa-basi
--sembari mengingat-ingat kebinalan
dari kata-katamu
Di Shokudo, kau hendak mengekalkan ingatan tempo lalu
melalui perbandingan ini-itu
juga pujian kepada aku
--yang kau anggap sama kutunya denganmu
Ini pikiranku, di dalamnya lalu lalang macam-macam
membikin ingin mendadak bertandang
untuk meninggalkanmu
--serupa hama yang kulepas dari tanamanku yang rimbun
Toboali, 26 Februari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H