Baru saja telur dikocok, sudah terdengar tangis kencang bayinya. Mau tak mau, Raya buru-buru meletakkan wadah kocokan telur lalu bergegas menuju kamar.
Tak hanya bayi yang  terbangun, Danu pun turut bangun, tak seperti biasanya. Wajahnya jelas menunjukkan ekspresi ketidaksukaan saat mendapati Raya yang tergopoh-gopoh menuju kamar.
"Kemana aja sih? Anak nangis kenceng, begitu!" Â omelan Danu sungguh menyakitkan hati Raya. Diam-diam sembari menyusui Raya menangis. Ia tak tahu harus berbuat apa dan menjawab apa. Pikirannya buntu, sedang tubuhnya lelah luar biasa.
"Urus aja dulu anak! Ga usah sok-sokan mau masak! Ujung-ujungnya semua terbengkalai," teriak suaminya saat melihat keadaan di dapur.
Dalam hati Raya menjawab, " Maumu itu apa sih? Semua serba salah!" Sambil membenamkan wajahnya pada rambut anaknya yang tengah ia gendong dan susui.
Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H