Mohon tunggu...
Dian Chandra
Dian Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog mandiri

Pemilik buku: Sapatha dari Negeri Seberang (2021), Lalu (2022), Relung (2022), Jalan-jalan di Bangka (2022), Hen (2022), Aksara Anindya (2022), Aksara Mimpi (2023), Diary para Hewan (2023), dan Kepun (2023)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cukup, Dea Cukup!

4 September 2023   17:07 Diperbarui: 5 September 2023   14:00 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rio, nama peserta seminar yang menemaniku. Dia seorang pria berbadan seksi. Tampan dan menawan itulah dia. Sejak awal seminar di Paris dia sudah beberapa kali mengajakku ke luar, berkencan. 

Namun, aku selalu menolaknya. Bukannya aku tak tertarik dengannya, hanya saja dia datang di waktu yang tak tepat. Dia datang tatkala aku sedang berjuang memperjuangkan diri sendiri bahwa aku tidak gila.

Rio mengajakku berkeliling Segovia. Aku tak mampu lagi menggambarkan bagaimana keindahan kota mungil ini. Yang aku tahu pikiranku sibuk meletakkan jejak tanpa sepengetahuan Rio.

Lelah berputar-putar Rio membawaku ke Plaza Mayor. Disini banyak berjejer caf, kau tinggal memilihnya.

Setelah mendapatkan cafe yang sesuai keinginanku, Rio memesankan makanan yang sekiranya bisa kumakan sebagai muslimah.

Rio menanyakan wajahku yang seperti orang depresi. Aku hanya menjawab sedang kecapekkan, karena belum pernah berkeliling Eropa. Lalu tanpa kuduga, ia mengambil tanganku dan menggenggamnya erat. Aku sungguh shock.

"Dea, will you marry me?"

Aku segera menarik tanganku. Memandang wajah kagetnya dan pergi meninggalkannya. Sungguh tidak sopan.

Mau bagaimana lagi. Aku belum siap untuk menjadi seorang istri. Aku masih dipenuhi oleh lelaki dalam mimpi, oleh Nald.

Dengan gontai aku melajukan diri menuju stasiun. Menunggu Kereta selama satu jam. Diam-diam tanpa aku sadari, air mataku mulai berjatuhan. Seperti hujan deras.

Apakah aku begitu bodohnya mengejar seseorang yang mungkin saja hanya mimpi, tak benar-benar ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun