Orang-orang yang melakukan hal-hal nista tersebut sesungguhnya berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang dituai itu untuk dinikmati di dunia SAJA. Padahal, sejatinyalah kita ini penduduk akhirat yang karena takdir Tuhan, harus mampir ke dunia. Â Ruh/roh kita berkendara jasad dunia, agar bisa survive.
Subhanallah. Kembali ke quote Kyai Sahal di atas, bagi yang sudah menjelang surup, terutama yang sudah 40-an tahun ke atas, monggo hatinya ditata agar ketika makin surup maka kita harus siap-siap bali (kembali).
Hidup untuk kembali. Â Hidup (lah) lalu pulang (lah).
****
Sahal Japara adalah penulis novel filosofis kehidupan berjudul KUNTUL NUCUK MBULANÂ (ditulis dalam Bahasa Indonesia). Â Novel, literasi pesantren ini sangat terkenal. Â Beliau adalah santri Perguruan Islam Mathali'ul Falah - Kajen - Margoyoso - Pati.
Foto: Kyai Sahal Japara & Gus Farid Abbad di Google
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H