Dentang nafas menghembus perlahan
Pelan-pelan...
Mengukir kenangan dalam kanvas kehidupan
Lorong dimensi melemparku kedalam ruang penyesalan
Penyesalan akan sebuah perpisahan
Saat itu dia bagai langit yang menginjak bumi
Berjalan tegap menghentak lintasan pelangi
Pohon pun terkejut
Angin pun kaget
Tak pernah terpikir ini akan terjadi
Langkah-langkah kaki mengejar waktu
Terus berlari...
Sayup mata beningnya beradu
Menahan kerasnya deburan takdir
Awan menghitam menampar hatinya
Merasuk kedalam relung kalbu jiwanya
Berikatan senyawa waktu dalam cintanya
Andai waktu dapat diputar
Mungkin dia tidak menyesal
Mentari menahan perihnya kepergian
Kepergian terkasih dalam dunia
Mulutnya hanya terkatup saat dia pergi
Senyumnya menampar hatinya
Jika tak terlambat satu detik
Mungkin dia tidak menyesal.
(hardiman)
Rabu, 02 Mar 22
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H