Kesalahan berpikir demikian oleh Whitehead disebut sebagai the fallacy of misplace concretness (Damardjati Supadjar, 1990: 68). Jika pengaruh itu tidak sesuai dengan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, atau tidak mendukung bagi terciptanya kondisi yang sesuai dengan Pancasila, maka perlu dikembangkan sikap yang kritis terutama terhadap gagasan dan ide yang datang dari luar.
 Dalam konteks budaya, masalah pertemuan kebudayaan bukan masalah memfilter atau menyaring budaya asing, tetapi mengolah dan mengkreasi dalam interaksi dinamik sehingga terjadi sesuatu yang baru. Jati diri bangsa, budaya, dan politik adalah sesuatu yang terus menerus dikostruksikan. Untuk bisa menjalankan peran itu, bangsa Indonesia sendiri harus mempunyai kesatuan nilai yang menjadi keunikan bangsa, sehingga mampu memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam komunitas internasional.
 Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah suatu keniscayaan, agar Pancasila tetap relevan dalam fungsinya, memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Daftar Pustaka
Damardjati Supadjar. 1990. Konsep Kefilsafatan tentang Tuhan Menurut Alfred North Whitehead. Yogyakarta: Disertai Doktor di UGM.
Habib Mustopo, M. 1992. Ideologi Pancasila dalam Menghadapi Globalisasi dan Era Tinggal Landas. Bandungan-Ambarawa: Panitia Seminar dan Loka Karya Nasional MKDU Pendidikan Pancasila Dosen-dosen PTN/PTS dan Kedinasan pada tanggal 29-30 September 1992.
Moerdiono. 1995/1996. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka Menghadapi Era Globalisasi dan Perdagangan Bebas. Majalah Mimbar No. 74 tahun XIII.
Soedjati Djiwandono, J. 1995. Setengah Abad Negara Pancasila (Tinjauan Kritis ke Arah Pembaharuan). Jakarta: CSIS.
Suwarno, P. J. 1993. Filsafat Proses (Sebuah Pengantar Sistematik Filsafat Whitehead). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Whitehead, Alfred North. 1979. Process and Reality. New York: The Free Press.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H