Misal nih, saat kita sedang mencari rute untuk mencapai lokasi dengan aplikasi maps yang ada di smartphone. Nah, disitu kita akan terfokus pada petunjuk yang diberikan, seperti arah panah, jarak, estimasi waktu, atau obyek tertentu yang bisa dijadikan penanda. Kemudian, otak kita akan memproses dengan mencari tahu arah mana yang akan ditempuh. Disitulah kemampuan spasial digunakan.
Jadi, apakah kemampuan spasial laki-laki lebih baik daripada perempuan?
Menurut Allan dan Barbara Pease, pasangan yang menulis buku "Why Men Don't Listen and Women Can't Read Maps" mengatakan bahwa laki-laki memiliki area otak tertentu, yakni lobus parietal yang digunakan dalam kemampuan spasial. Mereka juga menyebutkan, bahwa area lobus parietal yang dimiliki laki-laki lebih besar dibandingkan yang dimiliki oleh perempuan. Oleh karena itu, kemampuan spasial laki-laki lebih baik daripada perempuan.
Perempuan lebih baik dalam hal mempelajari sesuatu dan mengulanginya, asalkan lingkungan dan kondisi disekitarnya dimana mereka melakukan hal tersebut tidak berubah. Akan tetapi, laki-laki lebih baik dalam situasi yang baru untuk dinilai. Jadi, kemampuan spasial laki-laki lebih berguna saat kondisi tersebut.
Namun, dari banyaknya pendapat dan pengalaman diatas tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Bukan berarti bahwa semua laki-laki baik dalam membaca maps dan perempuan tidak ada yang dapat membaca maps dengan benar, semuanya tergantung dari masing-masing individu. Jadi, tidak dapat disimpulkan bahwa laki-laki lebih baik membaca maps daripada perempuan. Lebih baik untuk tidak menormalisasikan ungkapan tersebut, karena kemampuan setiap individu berbeda-beda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H