Mohon tunggu...
muhammad haqi amrulloh
muhammad haqi amrulloh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Detik Kemerdekaan: Lahirnya Pancasila

5 Desember 2024   00:05 Diperbarui: 5 Desember 2024   00:50 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan sidang untuk mengesahkan UUD 1945 dan Pancasila sebagai dasar negara. Dalam sidang tersebut, beberapa tokoh dari Indonesia Timur mengajukan keberatan terhadap kalimat sila pertama dalam Piagam Jakarta. Mereka merasa bahwa frasa tersebut tidak mencerminkan keberagaman bangsa Indonesia, terutama bagi mereka yang beragama Kristen dan Hindu.

Untuk menjaga persatuan bangsa, para tokoh Islam, termasuk Ki Bagus Hadikusumo, dengan jiwa besar setuju mengganti frasa tersebut menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa." Perubahan ini mencerminkan semangat toleransi dan kebersamaan yang menjadi inti dari Pancasila.

Pancasila memiliki makna yang sangat mendalam dalam konteks kemerdekaan Indonesia. Lima sila dalam Pancasila tidak hanya menjadi dasar negara, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai luhur yang telah ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia sebelum kemerdekaan.

Ketuhanan Yang Maha Esa: Indonesia mengakui keberadaan Tuhan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi memberikan kebebasan bagi setiap individu untuk menjalankan keyakinannya masing-masing. Ini mencerminkan semangat pluralisme yang kuat.

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Prinsip ini menekankan pentingnya menghormati hak asasi manusia dan menjalankan kehidupan dengan penuh martabat.

Persatuan Indonesia: Sila ini menegaskan pentingnya menjaga keutuhan bangsa di tengah keragaman yang ada.

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Indonesia mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan, mencerminkan semangat demokrasi yang berlandaskan kearifan lokal.

Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Pancasila menegaskan pentingnya pemerataan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat, tanpa memandang suku, agama, atau status sosial.

Setelah kemerdekaan, Pancasila menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila tidak hanya dihafal, tetapi juga diajarkan di sekolah-sekolah sebagai nilai yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, perjalanan Pancasila sebagai dasar negara tidak selalu mulus. Pada masa Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi, implementasi Pancasila sering kali diwarnai oleh berbagai tantangan. Meski begitu, Pancasila tetap menjadi acuan utama dalam menghadapi berbagai dinamika bangsa.

Di era modern, Pancasila menghadapi tantangan baru. Globalisasi, perkembangan teknologi, dan perubahan sosial-politik sering kali membuat masyarakat lupa akan pentingnya nilai-nilai Pancasila. Beberapa tantangan tersebut meliputi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun