Terkadang langit tampil dengan terang benderang, cahaya serta sinarnya yang memancar.
terkadang langit tampil degan mendung yang lembab pada gumpalan awan keabuan,Â
terkadang mencurahkan kucuran menumpah. terkadang menyela dg suara petir dan halilintarnya gemuruh dan badai yang mencekam.
terkadang langit tampil dengan terik yang menyengat,Â
terkadang mencerahkan dalam kehiningan petang dan kesunyian gelap.
sementara bumi  berbagai faksi faksi multi energi,Â
terkadang bagaikan emas berlian dan mutiara yang berkilau,Â
terkadang bak batu mulia dengan jutaan julukan nama, dililit emas, perak dan tembaga, hingga beribu kesakralannya???,
 terkadang bumi menampakkan kekekaran dan kekokohan,
 terkadang membuat keretakan hingga reruntuhan,
 terkadang bumi menghembus sepi-sepoi,
terkadang menghempas dengan badai yang bertiup dari dan kearah seribu penjuru jungkir balik,
 terkadang terdiam, terkadang gugur dan terkadang punah.Â
benarkah ? Â terkadang berada dalam genggaman segelintir manusia, ditengah lemahnya masa depan keberdayaan genetik,
terkadang tampilan jutaan manusia hanya sebatas gaya yang menyiksa dibawah penguasaan segelintir manusia luar biasa.
siapa mereka?,Â
dimana mereka?,Â
mengapa mereka yang hanya segelintir itu saja?Â
mereka Kuasai hutan belantara
mereka memiliki mesin mesin raksasa, seakan seantero samudera punya merekaÂ
tapi mereka tak banyak bicara, jarang bersua, tak sekedar berwacana....
bagi segelintir mereka, manusia belum seberapa, yang hanya sekedar memaksa daya....
bekerja dan berusaha sekedar mengisi, bertarung dalam dinamikaÂ
sekejab ditelan senja
 salam saja semoga sejahtera sentosa ditengah kepongahan dan ke alpaan di meja kaca. (Asrarulhaq)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H