Mohon tunggu...
Hapsari Sasqia Putri
Hapsari Sasqia Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Hi Hello

I'm Drum

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Online untuk Anak atau Orangtua?

23 Juli 2020   11:25 Diperbarui: 23 Juli 2020   11:23 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini kita dihadapkan oleh beberapa hal yang baru. Salah satunya adalah tentang belajar online yang sempat menjadi polemik untuk sebagian masyarakat. 

Peraturan baru dari kemendikbud tentang peraturan pembelajaran online atau daring selama masa pandemi COVID-19. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. 

Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Regulasi, Chatarina Muliana Girsang menyampaikan Surat Edaran Nomor 15 ini untuk memperkuat surat edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19).

Pembelajaran daring atau online sempat menjadi pro kontra di dalam masyarakat. Anak-anak yang masih di tingkat SD ataupun yang baru memasuki jenjang SMP belum sepenuhnya memahami tentang teknologi. 

Apalagi jika latar belakang orangtuanya yang tidak paham teknologi, tentu ini menjadi kendala adanya belajar online. Mungkin bagi sebagaian orang tua yang memang di dasari dengan pendidikan tinggi. 

Pembelajaran online bukanlah suatu hal yang sulit, namun bagi para orangtua yang belum memahami teknologi tentu ini adalah tantangan bagi mereka. Tidak sedikit orangtua yang rela belajar tentang fitur ponsel pintar maupun laptop demi bisa membimbing anaknya selama belajar online.

Pada faktanya pembelajaran online adalah pembelajaran untuk orang tua, mengapa?. Karena orang tua lah yang mengerjakan hampir seluruh tugas anak-anak. Anak-anak yang belum terbiasa belajar online tidak akan paham bagaimana cara mengerjakannya. 

Belum lagi mereka yang tidak langsung paham hanya dengan membaca materi yang di berikan. 

Anak sendiri memiliki kemampuan yang berbeda-beda, ada yang paham jika mendengarkan gurunya, ada yang paham jika mereka belajar sendiri, ada yang mudah paham jika belajar bersama temannya. Namun pembelajaran online mengharuskan mereka melakukan nya sendiri.

Hal tersebut tentu menyulitkan bagi sebagian orangtua, mereka akan sepenuhnya andil dalam pembelajaran ini. Entah menjadi guru dirumah ataupun menjadi seseorang yang mengerjakan tugas anak. 

Tidak bisa kita pungkiri bahwa belajar online membuat anak menjadi lebih malas. Ditambah jika orangtua mereka yang mengerjakan tugas mereka. 

Orangtua mungkin sudah lupa dengan mata pelajaran anak dan lebih memilih untuk mereka yang mengerjakan dengan google tanpa membimbing anaknya untuk belajar selama kelas online. Itu menjadi salah satu indikasi bahwa sebenarnya pelajaran online atau daring adalah untuk orangtua bukan untuk anak.

Kita tidak bisa juga menyalahkan guru yang kurang bisa memberikan materi agar mudah dipahami oleh anak. Orangtua yang mengambil cara mudah dengan mereka yang mengerjakan. 

Anak-anak yang menjadi malas karena pembelajaran online. Ataupun keadaan pandemi yang saat ini kita hadapi. Tidak ada yang salah sekalipun itu pemerintah yang sudah membuat peraturan pembelajaran online ini. 

Yang terpenting saat ini adalah baik orang tua, anak maupun guru saling bekerja sama untuk mensukseskan sistem pembelajaran online atau daring ini.

Pemerintalah yang seharusnya memainkan peran penting dalam sistem pembelajaraan online atau daring ini. Berikan subsidi kuota bagi setiap murid untuk megakses google classroom. 

Berikan pinjaman laptop atau ponsel pintar bagi siswa yang tidak mampu membeli. Berikan pelatihan untuk para guru bagaimana memberikan materi yang mudah dipahami oleh siswa. 

Lakukan riset dan duduk bersama dengan guru, cari apa kesulitan dan kendala selama belajar online, lalu temukan solusinya bersama agar dapat diaplikasikan oleh seluruh guru di Indonesia. 

Jangan lupa untuk memberikan sosialisasi kepada para orangtua untuk membimbing anak selama pembelajaran online, diskusikan juga dengan orangtua agar guru bisa mengembangkan pada materi selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun