Siapa sih yang tidak ingin kaya? Sampai-sampai banyak buku, banyak tips, banyak seminar yang membahas cara jitu menjadi kaya atau sukses. Senada dengan bagaimana mengelola uang dengan baik, manajemen keuangan agar tidak boncos, supaya tidak besar pasak daripada tiang, hingga ilmu menarik rezeki.
Ada yang berhasil kaya. Ada juga yang masih berjuang. Tidak menyerah. Namun tetap ada yang kalah dengan mengambinghitamkan nasib. Â Menyalahkan kondisi.
"Banyak masalah keuanganmu disebabkan satu orang, yaitu kamu sendiri. Daripada menyalahkan keadaan, fokus pada apa yang bisa kamu sendiri. Sebab, masalah dan solusinya adalah kamu sendiri."
Kalimat di atas aku dapat dari buku "I Will Teach You To Be Rich" karya Ramit Sethi. Sangat menyentildan makjleb, setidaknya buatku.
Ya, aku pernah di tahap suka membuat alasan. Aku suka berpikir seandainya begini, seandainya begitu. Â Kata Ramit, kamu yang memegang kendali bukan orang lain!
Solusi 85 Persen ala Ramit Sethi
Ketika searching di laman pencarian solusi 85 persen, hampir semua hasil yang muncul adalah mengatasi baterai ponsel yang mentok di 85 persen. Begitu juga saat mencoba mengetik kata kunci serupa di media sosial. Padahal menurut aku, inillah point atau pelajaran yang aku dapatkan dari buku New York Times Best Seller ini.
Buku ini aku beli tahun lalu, tapi aku mentok di bab pendahuluan. Saat masuk ke bab 1 mengenai kartu kredit rasanya bukan aku banget, karena aku tak memiliki kartu kredit dan ini tak berhubungan denganku. Saham, reksadana indeks, obligasi, dan beragam investasi lainnya, rasanya otakku tak sampai ke sana. Sampai akhirnya pertengahan awal tahun ini aku tergerak membacanya dan merampungkannya dalam sepuluh hari.
Benar, don't judge book by cover (title). Berlaku jangan hanya karena judulnya jadi berhenti membaca. Selalu jadikan diri ibarat gelas kosong saat belajar. Setelah selesai membaca, malah aku menyesal kenapa aku baru mengetahui buku ini setelah menjadi ibu rumah tangga.
Tapi balik lagi seperti halnya investasi, mungkin memang lebih dilakukan sepuluh tahun lalu. Tetapi ada waktu terbaik kedua yaitu sekarang.
Jadi apa itu "Solusi 85 Persen"?