Mohon tunggu...
Happy Ayu Piscesa
Happy Ayu Piscesa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Baby Blues Syndrome

7 Juni 2024   23:04 Diperbarui: 7 Juni 2024   23:15 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Baby Blues Syndrome adalah suatu bentuk kesedihan atau kemurungan yang dialami ibu setelah melahirkan. Baby blues syndrome biasanya muncul sementara waktu yaitu sekitar dua hari sampai tiga minggu sejak kelahiran bayi. Baby blues syndrome (kesedihan sesudah melahirkan) berlangsung sejak hari pertama persalinan dan akan memburuk pada hari ke 3 sampai ke 5 yang dialami oleh hampir 80% ibu yang baru melahirkan. 

Ini disebabkan karena kelelahan, kegelisahan, dan perubahan pada tingkat hormon dalam tubuh. Baby blues syndrome merupakan gangguan depresi ringan yang terjadi pada ibu setelah melahirkan, dimana ibu mengalami gejala berupa gangguan emosi, sering menangis, panik, mudah marah, murung dan tersinggung, sering disertai gejala depresi seperti mood yang berubah-ubah, gangguan selera makan, gangguan mood, dan gangguan konsentrasi yang diakibatkan adanya perubahan hormon. 

Hingga kini, penyebab baby blues syndrome belum diketahui secara pasti. Tetapi dapat dilihat dari beberapa kondisi faktor pemicu terjadinya baby blues syndrome, yaitu:

1. Faktor Hormonal

Kadar hormon yang membuat stress (Kortisol) meningkat sementara hormon progesterone sangat rendah, sedangkan hormon memicu perasaan bahagia (endorphin) mengalami penurunan sehingga memicu terjadinya stress. Hal ini secara bersamaan hormon yang berperan dalam produksi ASI yaitu prolactin dan laktogen mengalami kenaikan sehingga memicu kelelahan fisik dan stress pada ibu

2. Faktor Fisik 

Kehadiran bayi dalam keluarga menyebabkan perubahan ritme kehidupan sosial dalam keluarga, terutama ibu. Mengasuh si kecil sepanjang siang dan malam sangat menguras energi ibu, menyebabkan berkurangnya waktu istirahat, sehingga terjadi penurunan ketahanan dalam menghadapi masalah.

3. Faktor Psikis

Kecemasan terhadap berbagai hal, seperti ketidakmampuan dalam mengurus si kecil, ketidakmampuan mengatasi dalam berbagai permasalahan, rasa tidak percaya diri karena perubahan bentuk tubuh dan sebelum hamil serta kurangnya perhatian keluarga terutama suami ikut mempengaruhi terjadinya baby blues syndrome.

4. Faktor Sosial

Perubahan gaya hidup dengan peran sebagai ibu baru butuh adaptasi. Rasa keterikatan yang sangat pada si kecil dan rasa dijauhi oleh lingkungan juga berperan dalam baby blues syndrome

Beberapa gejala yang muncul pada wanita yang mengalami Baby blues syndrome seperti:

1. Perasaan cemas dan khawatir berlebihan, kecemasan hadir seiring dengan usaha mereka ingin memberi yang terbaik pada si buah hati dan kekhawatiran juga ikut melanda para ibu baru yang terserang baby blues syndrome. Sebagian dari mereka khawatir kalau bayinya mengalami hal-hal buruk akibat tidak mendapat pengasuhan secara benar.

2. Bingung, biasanya mereka bingung karena kurang bisa memahami si buah hati.

3. Tidak percaya diri, umumnya mereka tidak percaya diri dalam menjalankan perannya sebagai seorang ibu, yaitu mengasuh dan merawat bayinya.

4. Sedih, ibu yang mengalami baby blues syndrome cenderung mempunyai gangguan emosional. Mereka sering terlihat sedih tanpa alasan yang jelas bahkan mereka menangis tanpa sebab.

5. Insomnia/ kurang tidur, sering dialami seorang ibu yang mengalami baby blues syndrome gangguan psikologis yang mereka alami ternyata memengaruhi siklus hidup mereka. Rasa cemas, khawatir, sedih, dan tidak percaya diri membuat mereka susah tidur.

6. Kehilangan tenaga, energinya terkuras habis akibat gangguan psikologis yang dideritanya. Waktu istirahat yang tidak normal atau tidak teratur membuat ibu tidak memiliki waktu cukup untuk me-recovery kondisi fisiknya.

7. Nafsu makan berkurang, kurangnya asupan makanan yang bergizi akan membuat kesehatan ibu terganggu.

8. Ada perasaan bersalah dan tidak berharga

9. Ada perasaan takut menyakiti diri sendiri atau bayinya

10. Tidak dapat berkonsentrasi

Baby blues syndrome akan menghilang dalam waktu kurang lebih dua minggu. Kendati demikian, kondisi ini dapat berkelanjutan sehingga dapat dilakukan dengan melakukan pencegahan berupa :

1. Mempersiapkan fisik

Memiliki kesehatan fisik yang prima tidak hanya meringankan tugas ibu rumah tangga dalam mengurusi rumah, tetapi juga mempermudah untuk mempunyai keturunan. Mempersiapkan fisik diantaranya : 1. Menjaga pola makan 2. Berolahraga secara teratur 3. Gaya hidup sehat 4. Tidur/istirahat cukup

2. Mempersiapkan mental

Dalam hal ini adalah membuat ibu menjadi lebih sabar dalam menghadapi bayi dan menjalankan perannya. 

3. Persiapan merawat bayi 

Segala sesuatu tentang merawat bayi bisa dipelajari. Mulai dari menyusui, mengganti popok, sampai menidurkan. Ada baiknya sebelum memiliki bayi para wanita memiliki kemampuan merawat bayi. Setidaknya, bagi yang belum berpengalaman tahu dan mengerti teori-teori merawat bayi. Dengan begitu saat melahirkan ibu bisa meminimalisir kesulitan yang dihadapi selama merawat bayi.

4. Peran Suami 

Kehadiran suami bisa mencegah dan mengatasi baby blues syndrome yang dialami oleh sang ibu. Suami yang berperan sebagai ayah dan kepala keluarga harus terlibat dalam merawat dan mengasuh bayi. Tidak hanya itu, suami juga harus bisa menjadi sandaran pada saat istri mengalami kesulitan.

Source:

Luthfiah Nur Aini, Edukasi Suportif untuk Meningkatkan Postpartum Self-efficacy Pada Ibu Postpartum dalam Melakukan Perawatan Diri Dan Bayi Baru Lahir DiPuskesmas Sukodono Kab.Sidorjo, (Universitas Airlangga Surabaya, 2014), hlm 36

Oktiriani, Isni. 2017. Perilaku Baby Blues Syndrome Pada Ibu Pasca Melahirkan Di Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gurung Jati. Skripsi:Universitas Negeri Semarang

Pazriani, Annisa Pir Laily Paz, dkk. 2023. Pengalaman Ibu Yang Mengalami Baby Blues, Literature Riview:Universitas Tanjungpura

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun