Potensi AI Memungkinkan Gencatan Senjata, Tanda Lahirnya Perdamaian Dunia
Gencatan senjata yang dilakukan oleh pihak Israel dengan Hamas, Minggu (19/1/2025) menandakan lembaran baru perdamaian dunia yang sekaligus menyambut era Beta di mana "perang" digital pun akan terjadi dan berlangsung di zaman ini (2025) hingga 2039.
Apa itu Era Beta dan "perang" digital?
Melansir KOMPAS.com - Setiap anak yang lahir di tahun 2025, Minggu (26/1/2025), bisa di bilang sebagai Gen Beta atau Generasi Beta atau Era Beta, era di mana sekelompok manusia dalam periode waktu tertentu dengan berbagai pengalaman sosial, budaya, habit dan sejarah yang sama di dalam kemajemukan platform digital hari-hari ini.
Generasi ini diperkirakan sarat dengan pengetahuan teknologi berbasis AI dan akan melakukan berbagai inovasi teknologi AI dalam bidang kehidupan, seperti: bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan tempat kerja, tempat hiburan, perjalanan wisata,.etc.
Dilansir dari Kumparan.com - Menarik untuk diperhatikan bahwa tercetusnya perang antar Hamas-Israel 7 Oktober 2023 silam yang bermula dari serangan Hamas ke festival musik di Israel, hingga Israel membalas serangan Hamas yang menyebabkan kerugian besar dan banyak korban jiwa antar kedua-belah pihak telah menggemparkan dunia.
Melanjut dari Kumparan.com yang mengutip pernyataan Jihan Novitasari, berkata, Sejak saat itu, penyebaran informasi palsu melalui platform media sosial berkembang pesat. Tak hanya menambah kekacauan, tetapi juga memperburuk emosi jutaan orang di seluruh penjuru dunia.
Penggunaan platform digital memfasilitasi penyebaran konten visual secara masif dan intens. Misalnya Instagram, Twitter, dan TikTok bak medan pertempuran informasi atau perang digital.
Trigger inilah yang membuat berbagai disinformasi di berbagai platform digital, yang mana penulis menyebutnya sebagai perang informasi atau "perang digital".
Melihat polemik yang terjadi, penulis pun mendapat inspirasi dari pembacaan dan perenungan dari Alkitab tentang apa dan mengapa terjadi perang antar sesama antar negara?
Seperti yang tertulis dalam Matius 24:6, sudah mengatakan terlebih dahulu bahwa "kamu" (atau kita) akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Hal itu pun telah kita dengar kabarnya lewat berbagai sosial media kita.
Namun yang menjadi perenungan dalam penulis sampai hari ini ialah tentang tersuratnya makna genosida di dalam 1 Samuel 15:3, 18 pada zaman itu.
Mengapa TUHAN Allah sebegitu terang-terangan tanpa ada yang tersembunyi menuliskan di Kitab orang percaya (Kristen ) tentang pemusnahan suatu "bangsa"?
Jawabannya, karena sumber sejarah yang sama dalam Alkitab diturunkan dari sumber Kitab Torah, Kitab Musa Kitab orangnya Israel. Â Sejarah dan Kitab agama samawi itu memiliki sumber dan sejarah yang sama, maka penulis menyakini bahwa meskipun memiliki sumber sejarah yang sama, namun interpretasi pastilah sangat berbeda dari apa yang tertulis di 1 Samuel 15:3, 18. Tentulah orang Kristen tidak memahaminya demikian.
Penulis percaya, bahwa tidak relevan lagi genosida zaman dahulu Kitab ini diturunkan dengan zaman sekarang yang lebih dirindukan khalayak ramai perdamaian dunia.
Jadi, penekanan penulis ialah manusia-manusia yang di kolong langit berhak hidup tanpa direnggut kehidupannya lewat dampak perang apa pun dan dari mana pun perang itu terjadi---Selalu ada alasan dibalik lahirnya kehidupan tanpa kehidupan itu dimatikan lewat peperangan, hanya karena kepentingan geopolitik semata. #hentikanpeperanganitusekarang
Pertanyaan Perenungan bagi semua insan yang hidup di bawah kolong langit ini:
* Apakah GENOSIDA dapat dibenarkan pada suatu (satu) ras, suku, bahasa dan bangsa?
* Apa argumentasi Anda terhadap 1 Samuel 15:3, 18 bahwa apakah ayat ini telah melegitimasikan GENOSIDA pada suatu "bangsa"?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI