Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dari Korban Binatang ke Salib: Makna Pengorbanan dalam Alkitab

15 November 2024   18:50 Diperbarui: 15 November 2024   18:53 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari Korban Binatang ke Salib: Makna Pengorbanan dalam Alkitab

TUHAN memanggil Musa dan berfirman kepadanya dari dalam Kemah Pertemuan: Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila seseorang di antaramu hendak mempersembahkan persembahan kepada TUHAN, haruslah persembahanmu yang kamu persembahkan itu dari ternak, yakni dari lembu sapi atau dari kambing domba.

Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.

Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.

Alkitab menjelaskan bahwa Allah Tritunggal memilih (predestination of God= ketetapan Allah) persembahan Habel yang adalah binatang ketimbang persembahan Kain yang setengah dari hasil ladangnya tersebut.

Hal ini sejalan dengan semua benang merah yang ada dan tertulis di Alkitab bahwa persembahan binatang yang tak bercacat cela yang sesuai ketetapan Allah-lah persembahan untuk pengampunan dosa manusia serta hal inilah (maksudnya semua binatang korban dalam PL) menjadi gambaran korban sejati (sempurna) yang di dalam dan melalui Yesus yang tersalib mati di bukit Golgota itu.

Kebenaran ini tidak dapat dibantah dan ditolak! Semua korban binatang (dalam PL) adalah tipologi Kristus yang menjadi korban bakaran, keselamatan dalam pengampunan dosa-dosa manusia yang percaya pada cara-Nya Sendiri.

John Calvin berkata, karena Musa mengajarkan hewan apa yang akan dipersembahkan kepada Allah, sehingga kurban-kurban itu dapat diterima, dan juga oleh siapa dan dengan upacara apa kurban-kurban itu harus dipersembahkan.

Ia menyebutkan tiga jenis, yaitu kawanan ternak, kawanan domba, dan unggas; dan di sini pertanyaannya adalah mengenai pengorbanan biasa, yang digunakan oleh orang-orang pribadi baik untuk menebus dosa-dosa mereka atau untuk bersaksi tentang kesalehan mereka.

Oleh karena itu, Ia memerintahkan agar ternak maupun domba dan anak kambing harus jantan, dan juga sempurna dan bebas dari segala cacat.

Kita melihat, kemudian, bahwa hanya hewan yang tidak haram yang dipilih untuk pengorbanan, dan sekali lagi bahwa tidak semua hewan yang tidak haram menyenangkan Allah, tetapi hanya hewan peliharaan, yang membiarkan diri mereka diarahkan oleh tangan dan kehendak manusia.

Karena kurban-kurban itu merupakan lambang Kristus, maka sudah seharusnya dalam kurban-kurban itu digambarkan kesempurnaan-Nya yang sempurna, yang dengannya Bapa-Nya di surga akan didamaikan.

Jadi, para leluhur didamaikan dengan Allah secara sakramental oleh para korban (binatang), sama seperti kita sekarang disucikan melalui baptisan Kristus (Darah-Nya yang tercurah di kayu salib).

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa simbol-simbol ini hanya berguna jika merupakan latihan untuk beriman dan bertobat, sehingga orang berdosa dapat belajar untuk takut akan murka Allah, dan mencari pengampunan di dalam Kristus Yesus yang adalah kurban sejati.

Semua nenek moyang kita (para nabi dalam PL Alkitab) memberikan korban binatang yang tak bercacat cela guna pengampunan dosa-dosanya; mereka melakukan hal itu karena Allah terlebih dahulu telah memberi contohnya tatkala di taman Eden kepada Adam dan Hawa (Kejadian 3:21).

Persembahan haruslah binatang domba yang tak bercacat cela, seperti Kristus Yang adalah suci---Anak Domba Allah untuk pengampunan segala dosa manusia yang percaya pada-Nya, lewat mati-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya pada hari ketiga itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun