Bila ditanya lemak binatang apa yang dilarang untuk di makan. Saya hanya menjawab, lihat ayat 23 dari Imamat pasal 7.
Sekarang, terkait larangan memakan darah binatang. Saya mengutip pernyataan Matthew Henry. Matthew berkata, Larangan makan darah berlaku untuk banyak hal (ayat 26-27), karena lemak dipersembahkan kepada Allah hanya ketika orang membuat pengakuan lewat persembahan, tetapi persembahan darah itu berarti mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa, dan dengan begitu melambangkan pengorbanan Kristus jauh melebihi perlambangan oleh pembakaran lemak.
Pada darah ini haruslah diberikan lebih banyak penghormatan, sampai semua perlambangan ini digenapi oleh persembahan tubuh Yesus Kristus satu kali untuk selama-lamanya.
Tampaknya larangan makan lemak itu terbatas pada lemak binatang-binatang yang digunakan untuk korban persembahan saja, seperti lembu jantan, domba dan kambing.
Hal ini dimaksudkan supaya mereka tetap menjaga rasa hormat dalam pikiran mereka terhadap mezbah Allah, yang di atasnya lemak yang menutupi isi perut dibakar.
Memakan daging dari bangkai binatang yang mati dengan sendirinya, atau diterkam binatang buas, adalah melanggar hukum. Apalagi memakan lemak binatang seperti itu, dua kali lipat pelanggaran hukumnya (ayat 24).
Nyawa mahkluk ada dalam darahnya. Darah berarti mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa. Sama seperti Yesus yang terpalang telah mengadakan pendamaian antara Allah dengan manusia berdosa lewat perantaraan Darah-Nya (Nyawa-Nya). Salib simbol sejarah, Darah Kristus abadi menjarah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H