Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Pesuruh-Nya

Suka nulis hal spiritual dalam setiap tulisan, dan suka nulis puisi:)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Imamat 7 dan Hubungannya dengan Pendamaian dan Pengorbanan Yesus di Kayu Palang

8 November 2024   14:09 Diperbarui: 8 November 2024   14:12 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Imamat 7 dan Hubungannya dengan Pendamaian dan Pengorbanan Yesus di Kayu Palang. (Sumber gambar: dokpri/Haposan Lumbantoruan)

Imamat 7 dan Hubungannya dengan Pendamaian dan Pengorbanan Yesus di Kayu Palang

TUHAN berfirman kepada Musa: "Katakanlah kepada orang Israel: Segala lemak dari lembu, domba ataupun kambing janganlah kamu makan. Demikian juga janganlah kamu memakan darah apa pun di segala tempat kediamanmu, baik darah burung-burung ataupun darah hewan." (Imamat 7:22-23, 26).

Menjadi hal menarik sampai detik ini tentang larangan memakan darah, diperkenankan atau tidak? Menurut Alkitab atau menurut dogma gereja tertentu, dilarang atau tidak dilarang memakan darah?

Bila membicarakan hal ini, saya pikir tidak akan ada habisnya. Bahkan niscaya akan jatuh kepada yang namanya debat, mungkin debat kusir pun akan terjadi.

Ya, menurut saya sah-sah saja untuk mendiskusikan hal ini, asal tentram dan selama kedua-belah pihak sepakat dalam aturan main dalam mendiskusikannya.

Namun yang menjadi hal (paling) menarik (menurut saya) ialah, frasa dari ayat 2 dari Imamat pasal 7 ini. Demikian frasanya, "...Segala lemak dari lembu, domba ataupun kambing janganlah kamu makan."

Ternyata larangan memakan lemak binatang pun ada dalam Alkitab? Pertanyaannya, mengapa Alkitab melarang? Apa maksudnya? Tujuannya untuk apa?

Dalam artikel sederhana ini, saya akan membeberkan secara ringkas saja.
Begini, pertama alasan larangan memakan (segala) lemak binatang yang melekat pada isi perut itu adalah perintah Allah, sebab hal itu adalah persembahan korban api-apian kepada TUHAN dan cara mempersembahkannya ialah dibakar (lihat: Imamat 7:3, 5, 25, 31; 8:16, 20, 28).

Ingat, segala lemak binatang yang melekat pada isi perut yang menjadi persembahan korban api-apian kepada TUHAN, harus dibakar habis.

Dengan kata lain, lemak binatang tidak boleh di makan manusia. Tentu bila hal yang dilarang TUHAN, janganlah dilanggar, bukan!

Bila ditanya lemak binatang apa yang dilarang untuk di makan. Saya hanya menjawab, lihat ayat 23 dari Imamat pasal 7.

Sekarang, terkait larangan memakan darah binatang. Saya mengutip pernyataan Matthew Henry. Matthew berkata, Larangan makan darah berlaku untuk banyak hal (ayat 26-27), karena lemak dipersembahkan kepada Allah hanya ketika orang membuat pengakuan lewat persembahan, tetapi persembahan darah itu berarti mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa, dan dengan begitu melambangkan pengorbanan Kristus jauh melebihi perlambangan oleh pembakaran lemak.

Pada darah ini haruslah diberikan lebih banyak penghormatan, sampai semua perlambangan ini digenapi oleh persembahan tubuh Yesus Kristus satu kali untuk selama-lamanya.

Tampaknya larangan makan lemak itu terbatas pada lemak binatang-binatang yang digunakan untuk korban persembahan saja, seperti lembu jantan, domba dan kambing.

Hal ini dimaksudkan supaya mereka tetap menjaga rasa hormat dalam pikiran mereka terhadap mezbah Allah, yang di atasnya lemak yang menutupi isi perut dibakar.

Memakan daging dari bangkai binatang yang mati dengan sendirinya, atau diterkam binatang buas, adalah melanggar hukum. Apalagi memakan lemak binatang seperti itu, dua kali lipat pelanggaran hukumnya (ayat 24).

Nyawa mahkluk ada dalam darahnya. Darah berarti mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa. Sama seperti Yesus yang terpalang telah mengadakan pendamaian antara Allah dengan manusia berdosa lewat perantaraan Darah-Nya (Nyawa-Nya). Salib simbol sejarah, Darah Kristus abadi menjarah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun