Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Orang-Orang Percaya Ada Karena Pemberitaan Injil

23 Juni 2024   20:41 Diperbarui: 23 Juni 2024   20:59 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang-orang percaya ada karena pemberitaan Injil (Sumber gambar: Pexels.com/SAurabh Narwade)

Gereja atau orang-orang percaya ada karena pemberitaan Injil Kristus yang diberitakan oleh orang-orang percaya sejati atau penginjil (Kisah Para Rasul 1:8; 21:8; Efesus 4:11; 2 Timotius 4:5; Matius 28:19-20; Markus 16:15; Lukas 24:47-48). Isi pemberitaannya ialah mengenai kematian dan kebangkitan Yesus Kristus pada hari yang ketiga sesuai dengan Kitab Suci.

Makmur Halim menyatakan, "penginjilan itu adalah sebagai berita keselamatan atau Kabar Baik mengenai kematian dan kebangkitan Kristus bagi orang berdosa." 

Dan diteruskan oleh Thomy J. Matakupan, "penginjilan adalah proklamasi karya keselamatan yang dikerjakan Kristus melalui kematian dan kebangkitan-Nya, di dalam kuasa Roh Kudus dan menuntut adanya tanggapan pribadi, yaitu bertobat, beriman, dan menerima-Nya sebagai Juruselamat; serta menjadi murid yang rela menyangkal diri, memikul salib, dan melayani Dia."

Jadi, penginjilan adalah berita keselamatan yang bersumber dari Allah Tritunggal maha-esa yang berkarya melalui Yesus Kristus yang mati dan bangkit pada hari yang ketiga sesuai Alkitab untuk mengampuni semua dosa-dosa orang yang percaya pada-Nya dan menyelamatkan mereka (umat pilihan atau orang-orang percaya sesuai dengan kedaulatan-Nya), supaya masuk dalam persekutuan orang-orang percaya oleh karya Roh Kudus dalam pemberitaan Injil-Nya serta hidup kudus dihadapan-Nya hari ke sehari.

Kematian dan kebangkitan Yesus pada hari yang ketiga serta yang tercatat sesuai dengan Kitab Suci disebut sebagai inti Injil (1 Korintus 15:3-4). Kebangkitan-Nya dari kematian, menjadi nampak jelas bahwa Ia adalah Tuhan dan Allah atas segalanya.

Rebecca Manley Pippert berkata, "Dia adalah Juruselamat dan Dia adalah Tuhan. Kita tidak dapat memisahkan tuntutan-Nya dari Kasih-Nya. Kita tidak dapat memisahkan Yesus dan mengambil hanya bagian yang kita suka atau butuhkan. Kristus mati supaya kita dapat diampuni..." 

Dan Alkitab mengatakannya dengan jelas bahwa, "...Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia (Yesus) yang lebih utama dalam segala sesuatu." (Kolose 1:18b) dan menjadi Tuhan atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup (Roma 14:9).

Alkitab Perjanjian Baru oleh orang Kristen mengatakan, "bahwa keempat kitab Injil; Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yohanes disebut Kabar Baik. Keempat Injil tersebut berpuncak pada kematian dan kebangkitan Yesus pada hari yang ketiga yang merupakan kisah penyelamatan Allah Tritunggal kepada umat manusia yang berdosa, supaya umat manusia dapat kembali mengenal dan berhubungan dengan Allah yang sesungguhnya, yaitu Allah Tritunggal sehingga dapat masuk ke sorga bersama-sama dengan Kristus."

      Seperti yang telah dijelaskan di atas, Gereja yang dimaksudkan disini adalah Bait Allah (2 Korintus 6:16; bnd. Imamat 26:12; Yehezkiel 37:27; 1 Korintus 3:16, 6:19); tubuh Kristus (1 Korintus 12:13, 27; Efesus 1:23); jemaat Allah (1 Korintus 1:1; 16:9; 2 Korintus 1:1; Galatia 1:1; Efesus 1:23;); orang-orang kudus (Kisah Para Rasul 9:13, 32b, 41b) atau sekelompok umat manusia yang telah percaya kepada Yesus Kristus dan yang secara terus-menerus ditransformasikan oleh Roh Kudus menjadi umat Allah yang kudus, memiliki sikap serta cara hidup yang berkenan dan yang juga melakukan perintah-perintah-Nya sesuai dengan kehendak Allah, yaitu perintah untuk memberitakan Injil (Matius 28:19-20; Markus 16:15; Lukas 24:44-47; bnd. Kisah Para Rasul 1:8).

Orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan menuju terang-Nya yang ajaib dan yang melakukan pekerjaan-pekerjaan pemberitaan Injil Kristus (1 Petrus 2:9) adalah orang-orang yang disebut sebagai imamat yang rajani (mediator atau pengantara atau utusan).

Yang ditulis John Ruck dan kawan-kawannya dalam buku, "Jemaat Misioner" menyatakan, "umat Allah yang hidup pasca salib dan kebangkitan Yesus Kristus itu harus juga memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib." 

Orang-orang percaya atau Gereja sudah sewajibnya mengikuti teladan Yesus Kristus dan menjadikan Yesus Kristus sebagai patron hidupnya, baik semasa hidup maupun sampai matinya (Filipi 1:21).

Bisa dikatakan bahwa semua orang-orang percaya atau Gereja adalah "garam" dan "terang dunia" (Matius 5:13-16); saksi Kristus (Kisah Para Rasul 1:8; bnd. 2 Korintus 5:20) yang juga harus melakukan penginjilan (Matius 28:19-20; Markus 16:15; Lukas 24:44-47; bdk. Kisah Para Rasul 1:8).

Dengan kata lain, orang-orang percaya atau Gereja harus dan wajib penginjilan atau memberitakan Injil ke semua umat manusia agar semua umat manusia mengenal dan percaya kepada Sang Juruselamatnya di dalam dan melalui Yesus Kristus serta boleh bersama-sama menikmati cinta kasih-Nya di dalam kekudusan hidup.

Paulus juga memandang penginjilan itu adalah suatu keharusan yang harus dilakukan oleh orang-orang yang sudah percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, seperti yang tertulis dalam surat 1 Korintus 9:16 "Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil."

D.W. Ellis dalam bukunya "Metode Penginjilan" mengatakan, bahwa "kewajiban mengabarkan Injil adalah tanggung jawab setiap orang yang telah menerima Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya." 

Yakob Tomatala lebih lanjut menyatakan, "bahwa memberitakan Injil atau penginjilan adalah "Proses pelaksanaan tanggung jawab umat Allah memberitakan Yesus Kristus dalam kuasa Roh Kudus kepada orang (orang-orang berdosa) dengan memanggil mereka kepada iman dan pertobatan (kepada Allah dalam Yesus Kristus) melalui menyambut Dia (Yesus Kristus) sebagai Juruselamat pribadi serta melibatkan dia/mereka ke dalam gereja untuk menjadi orang Kristen yang bertanggung jawab."

Kongres tentang penginjilan dunia (world evangelization) tahun 1974 di Lausanne membuat pernyataan berikut: "Memberitakan Injil adalah menyebarkan/memproklamasikan kabar baik bahwa Yesus Kristus telah mati bagi dosa-dosa kita dan yang dibangkitkan kembali dari kematian sesuai Alkitab, dan sebagai Tuhan yang memerintah, Dia sekarang menawarkan pengampunan dosa dan anugerah yang membebaskan dalam Roh Kudus bagi semua orang yang bertobat dan percaya."

Jadi, dalam memahami penginjilan yang sesungguhnya dan Alkitabiah ialah dengan cara melihat dari sudut pandang Alkitab itu sendiri, lalu diaplikasikan melalui tindakan (action) yang harus dan wajib untuk melakukan pemberitaan Injil tersebut kepada semua manusia serta yang pasti bersumber dari Allah.

Setiap orang percaya sejati harus dan wajib memproklamasikan imannya tersebut melalui bersaksi dalam pemberitaan Injil atau penginjilan yang disampaikan kepada orang lain mengenai Yesus Kristus yang telah mati di kayu salib dan yang telah bangkit kembali pada hari yang ketiga sesuai dengan apa yang dikatakan Alkitab untuk menawarkan pengampunan dosa dan perdamaian dengan Allah dalam pertobatan dan kekudusan hidup.

Pertobatan yang dimaksud penulis disini ialah percaya dan terima sungguh-sungguh Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat pribadi yang telah mati dan hidup kembali pada hari yang ketiga untuk pengampunan segala dosanya dan yang secara terus-menerus ditransformasikan oleh Roh Kudus untuk hidup dalam kekudusan.

Penginjilan juga harus disertai dengan teladan hidup kudus (afirmasi) dalam segala eksistensi kehidupan orang-orang percaya atau Gereja itu sendiri. Sama seperti Allah yang di dalam dan melalui Yesus Kristus adalah kudus (Imamat 11:44-45, 19:2; bnd. 1 Petrus 1:16) yang memanggil semua orang percaya atau Gereja dalam kekudusan hidup.

Tidak hanya sekedar penyampaian Injil Kristus semata, namun yang juga harus disertai dengan hidup kudus, yakni menunjukkan teladan hidup sehari-hari mengasihi Allah Bapa, Yesus Kristus, Roh Kudus dan sesamanya. Artinya, serupa dengan Yesus Kristus itu sendiri oleh karena karya-Nya, mati-Nya di kayu salib yang menghubungkan antara kasih Allah kepada manusia.

Demikian sebaliknya, manusia yang telah ditebus oleh darah-Nya, mengasihi Allah (salib vertikalnya) serta mengasihi antar sesamanya manusia (salib horinzontalnya), seperti ada tertulis:
"Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku.

Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya" (Yohanes 14:21) serta Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia" (Yohanes 14:23), dan "Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jajak-Nya" (1 Petrus 2:21) untuk saling mengasihi antar sesama.

Seperti yang dikatakan oleh John R.W. Stott, "melalui Yesus Kristus, Juruselamat satu-satunya, kita pertama, dipanggil kembali dari pembuangan dan didamaikan dengan Allah Bapa yang di sorga. Kedua, kita dimerdekakan dari tawanan moral kita. Ketiga, egoisme kita diganti dengan kasih dan persekutuan.

Segi pertama dari keselamatan ini, kita terima oleh penderitaan Kristus sampai mati di kayu salib, segi kedua dengan pemberian Roh-Nya, segi ketiga melalui gereja-Nya."

Dari kesemuanya itu yang paling terpenting ialah bagaimana hidup teladan yang dilakukan oleh orang-orang percaya atau Gereja haruslah bersubstansikan Injil itu sendiri. Artinya, selain menunjukkan teladan ketaatan atau hidup menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari, hidup kudus bagi Allah lewat orang-orang haruslah selalu membawa nama Yesus Kristus dalam setiap aspek kehidupan orang-orang percaya atau Gereja tersebut.

Dengan kata lain, memberi teladan dalam kehidupan sehari-hari bagi banyak orang sekaligus memberitakan Injil secara verbal pula dalam kehidupan itu.

Ini sama seperti yang dikatakan oleh Matakupan bahwa, "Menjadi saksi Kristus tidak hanya meliputi tingkah laku dan pola hidup sehari-hari, tetapi juga kesaksian iman secara verbal tentang Tuhan Yesus dalam teladan hidup kudus."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun