Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tambal-Tambal Cinta

12 Juni 2024   21:57 Diperbarui: 12 Juni 2024   22:07 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penulis sedang memesan lontong & nasi gurih di samping tukang tempel ban, daerah Pancing-Medan. (Sumber gambar: dokpri/Haposan Lumbantoruan)

Tambal-Tambal Cinta

Sebelum raga dipertemukan semesta berpapasan dengan mu

Ya, tentu 'ku 'tak mengenal mu
Kau pun demikian

Baca juga: Gelapnya Kegelapan

Pahatan takdir mengguratkan pena cinta di batin 'ku dan kau

Perjumpaan itu t'lah menjadi awal untuk rasi-rasi hari kita

Detik waktu, hari, minggu, bulan bahkan tahun menjadi alarm pengingat kebersamaan yang t'lah dilalui

Namun, nampaknya jejak-jejak itu 'tak seperti ban mulus tanpa tambalan

Baca juga: Lampu Tongkrongan

Keakuan saling mengambil peran dalam skenario nihilism

Baca juga: Gitarku Part 2

'Tak terhingga kini mulut t'lah saling silang berdebat

Ya, kini cinta t'lah dipenuhi tambalan-tambalan muakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun