Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kepercayaan Tradisional Suku Batak Karo: Memahami Warisan Spiritual Pra-Kekristenan dan Pendekatan PI

6 Juni 2024   11:00 Diperbarui: 6 Juni 2024   11:27 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jinujung adalah roh pelindung seseorang. Kemudian ada lagi yang disebut Guru. Guru ini adalah orang yang mempunyai indra keenam, fungsinya selain sebagai "dokter" juga sebagai peramal.

Dalam suku Batak Karo juga ada namanya Cawir Bulungken. Upacara ini adalah salah satu jenis upacara tradisional yang sampai saat sekarang masih dilaksanakan oleh masyarakat Batak Karo.

Cawir Bulungken merupakan suatu bentuk perkawinan yang dilaksanakan ketika seseorang masih anak-anak. Perkawinan ini dilakukan antara anak Kalimbubu (pihak pemberi gadis) dengan anak dari anak beru (pihak penerima gadis) dalam masyarakat Batak Karo.

Upacara Cawir Bulungken ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat Batak Karo juga, dimana dalam masyarakat ini masih menganut kepercayaan pada roh nenek moyang dan benda-benda yang mereka anggap keramat.

Setelah mengetahui apa-apa sajakah kepercayaan yang ada dalam suku Batak Karo, maka penulis akan mencari pendekatan-pendekatan PI yang sesuai dengan apa yang dikatakan Alkitab. Berikut akan dijelaskan pendekatannya:

Bagaimana Pendekatan PI Terhadap Kepercayaan Batak Karo?

Dalam Alkitab Perjanjian Baru, rasul Paulus telah memberikan contoh dalam pendekatan PI bagi adat istiadat dan tradisi suku tertentu.

Dalam hal ini, rasul Paulus memberikan contoh pendekatan PI terhadap tradisi orang-orang Yunani. Kita bisa melihatnya dalam Kisah Para Rasul 17:16-34.

Dengan dasar firman Tuhan di atas, kita pun diberi kuasa dan hikmat oleh Allah lewat Roh Kudus untuk menemukan strategi pendekatan untuk memberitakan Injil bagi kepercayaan-kepercayaan masyarakat setempat. Dalam hal ini masyarakat suku Batak Karo.

Menurut penulis, strategi dan atau pendekatan yang relevan untuk memberitakan Injil kepada kepercayaan (lama) suku Batak Karo ialah dengan masuk melalui jembatan kepercayaan mereka, seperti Pemena, Ngulakken, Nengget, Perumah Begu, dan Ndilo Tendi.

Untuk mengurai pendekatan PI terhadap kepercayaan-kepercayaan suku Batak Karo yang disebutkan di atas, perlu penulis menuliskan dan menjelaskannya lagi, setidak-tidaknya ada lima (5) yang ingin penulis uraikan dari kepercayaan-kepercayaan tersebut beserta dengan pendekatan ayat-ayat firman Tuhan berikut ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun