Hubungannya dengan Allah dipulihkan lewat salib Kristus. Dan salib Kristus menyembuhkan sakit penyakit bagi mereka yang mengimani-Nya dan diselamatkan.
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan (Roma 10:9).
Kesimpulan
Suku Batak Karo juga memercayai adanya Sang Maha Esa (menurut kepercayaan lamanya) yang dikenal dengan, "Guru Butara, Tuhan Padukah ni Aji, Tuhan Banua Koling yang ketiganya disebut Satu Dibata (Tuhan yang maha esa).
Juga faktanya di masa kini, ada sebahagian orang-orang suku Batak Karo masih melakukan kegiatan-kegiatan (ritual) kepercayaan lamanya tersebut.
Dalam Alkitab Perjanjian Baru, rasul Paulus telah memberikan contoh dalam pendekatan PI bagi adat istiadat dan tradisi suku tertentu.
Dalam hal ini, rasul Paulus memberikan contoh pendekatan PI terhadap tradisi orang-orang Yunani yang terdapat dalam Kisah Para Rasul 17:16-34.
Kita pun orang-orang Kristen sejati telah diberi kuasa dan hikmat oleh Allah lewat Roh Kudus untuk menemukan strategi pendekatan untuk memberitakan Injil bagi kepercayaan-kepercayaan masyarakat setempat. Dalam hal ini orang-orang suku Batak Karo.
Dengan demikian, bahwa setiap orang (pun suku tertentu) yang telah ditetapkan dan dipilih Allah untuk percaya dan beriman sungguh kepada Yesus Kristus, maka salib adalah kesembuhan sejati, disamping kesembuhan jasmani.
Sebab hal esensial yang harus disembuhkan pertama-tama dari diri seseorang (dan atau suku tertentu) ialah kesembuhan rohani.
Hubungan dengan Allah dipulihkan lewat salib Kristus. Dan salib Kristus menyembuhkan sakit penyakit bagi mereka yang mengimani-Nya dan diselamatkan.