Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Misteri Kepribadian Manusia: Antara Tampak dan Tak Tampak

4 Juni 2024   13:53 Diperbarui: 4 Juni 2024   14:01 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan para buruh menginginkan upah setinggi mungkin dengan jaminan fasilitas kerja yang optimal. Dengan demikian kelas pekerja dan kelas pemilik terasing satu sama lain.

Kedua, selain pertentangan antar-kelas secara vertikal, terjadi pula pertentangan kepentingan secara horizontal: antara sesama buruh atau antara sesama pemilik modal. Para buruh berebut tempat kerja, sementara para pemilik berebut pasar.

Keterasingan dari orang lain terlihat dalam fakta bahwa saya menjadi orang yang sepenuhnya egois. Saya hanya akan memenuhi kebutuhan orang lain, sejauh itu memberi keuntungan pada saya.

Manusia menjadi terasing dari hakekatnya sebagai makhluk sosial. Manusia bertindak bukan demi sesuatu yang bernilai pada dirinya sendiri, melainkan melulu demi keuntungan diriku.

Sesuatu yang disebut sebagai "keuntungan" itu secara konkret adalah uang. Uang menandakan keterasingan manusia dai alam dan sesamanya.

Di dunia kapitalisme, misalnya orang meminati sawah bukan karena keindahan sawah yang luas dan padi yang menguning, melainkan sebagai tempat penanaman modal atau tempat untuk memperluas wilayah pabrik. Yang penting nilai uangnya dan bukan alam itu sendiri.

*Hak Milik Pribadi

Menurut Marx, sistem hak milik pribadi merugikan kaum pekerja. Dengan adanya sistem hak milik, majikan memonopoli kesempatan kerja.

Majikan hidup dari penghisapan tenaga kerja buruh, sedangkan buruh harus menyangkal diri dan memperbudak diri pada majikan. Majikan sendiri mengalami keterasingan dari hakikatnya.

Pengembangan dirinya mandeg. Ia hanya secara pasif menikmati hasil kerja orang lain, padahal nikmat pasif saja tidak mengembangkan manusia.

Sistem hak milik pribadi mengasingkan baik pemilik maupun pekerja dari dirinya sendiri: pemilik terasing dari pekerjaan dan pekerja tidak berkembang dalam dirinya. Pada akhirnya, penyebab segala keterasingan manusia adalah penataan produksi menurut sistem hak milik pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun