Dalam masa permulaan yang sulit itu, Denninger berusaha mengajar beberapa pemuda agar dapat membaca dan menulis.
Awalnya, sekolah ini hanya diselenggarakan di rumah penduduk, dan ternyata berhasil. Pemuda-pemuda inilah yang kemudian membantu Denninger untuk mengajar anak-anak di sekitar Gunungsitoli pada tahun 1866.
Dalam proses mengajar, Denninger mengalami kesulitan dalam memperoleh bahan-bahan dan sarana untuk mengajar, seperti buku-buku pendukung.
Pada tahun 1870, Denninger berhasil menulis sebuah buku sekolah (Erste Schoolboekje) sebagai bahan pelajaran sekolah di Hulo Niha.
Dalam mencetak buku ini, Denninger dibantu oleh seorang Belanda yang tinggal di Batavia, dia membantu pencetakan sekaligus mengurus pengiriman paket buku sejumlah 200 buah pada Denninger di Gunungsitoli.
Dalam pekerjaan Misinya terhadap orang Nias, selain Denninger dapat membuka satu sekolah untuk suku Nias, Denninger juga telah berhasil menerjemahkan Injil Yohanes dan Injil Lukas ke dalam bahasa Nias.
Karyanya ini sangat berarti, baik bagi orang-orang Nias yang dapat membaca maupun bagi para misionaris lainnya.
Tahun 1874 secara resmi terbitnya terjemahan Injil Lukas dalam bahasa Nias, dan pada saat itu Alkitab dalam bahasa Nias belum ada. Dalam proses menerjemahkannya, beberapa pemuda turut membantu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H