Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sang Pelopor "Gaya Bermetode" (Methodist), John Wesley Namanya

28 Mei 2024   10:37 Diperbarui: 28 Mei 2024   11:00 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi John Wesley sang Pelopor "Gaya Bermetode" (Methodist). (Sumber gambar: dokpri/Haposan Lumbantoruan)

Calvinis percaya bahwa manusia tidak punya kehendak bebas dalam hal ini, jadi kalau Tuhan mau menyelamatkan seseorang, orang itu tidak bisa menolak.

Arminian percaya bahwa Tuhan mau menyelamatkan semua orang dan memberi kebebasan untuk menerima atau menolak keselamatan kepada manusia.

Karya Pelayanan John Wesley

Wesley tidak bermaksud mendirikan gereja baru, melainkan sekadar menata kelompok-kelompoknya di dalam Gereja Inggris.

Para pengkhotbahnya tidak ditahbiskan, dan anggota-anggotanya diharapkan berpartisipasi dalam sakramen-sakramen Gereja Anglikan (baptisan, perjamuan kudus, pernikahan, pengakuan dosa, perminyakan, dll).

Tanpa disadari, Gereja Methodist banyak sekali memengaruhi gereja-gereja Kristen lainnya, baik di dalam teologinya, maupun melalui liturgi mereka, khususnya melalui nyanyian-nyanyian yang disusun oleh kedua Wesley bersaudara - John Wesley dan Charles Wesley.

Kedua bersaudara Wesley ini, khususnya Charles, menghasilkan sekitar 9.000 buah nyanyian rohani.

Pengaruh teologi dari nyanyian-nyanyian ini sangat terasa di dalam teologi gereja-gereja, khususnya dalam penekanan hubungan yang akrab antara manusia dengan Allah atau jaminan keselamatan yang dijanjikan Tuhan kepada manusia, menjadi ciri-ciri teologi yang sangat khas Methodist.

Kiranya artikel sederhana menginspirasi pembacanya. Soli Deo Gloria!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun