Untuk mengatasi masalah itu, Wesley kembali menghubungi Uskup London untuk menahbiskan pendeta-pendeta di Amerika.
Namun sekali lagi permintaan Wesley ditolak, sehingga akhirnya Wesley sendiri memutuskan untuk menahbiskan dua orang untuk memimpin jemaat di Amerika.
Di bawah kepemimpinan mereka, Gereja Episkopal Methodist di Amerika dibentuk di Baltimore, Maryland pada tanggal 24 Desember 1784.
Pada saat ini, Gereja Methodist di Amerika dapat ditemukan dalam berbagai kelompok seperti United Methodist Church, African Methodist Episcopal, dll.
Visi dan Misi Pelayanan John Wesley
Secara teologis, Gereja Methodist mengikuti garis teologi yang dikembangkan oleh John Wesley yang mengikuti pandangan Arminian (Jacobus Arminius) dalam hal Urutan Proses Keselamatan (Ordo Salutis).
Oleh pihak Calvinis, Arminian sering secara sengaja ataupun tidak sengaja dituduh sebagai pengikut Pelagius yang ditentang habis-habisan oleh Augustinus dari Hippo.
Pelagius mengatakan bahwa manusia memiliki kehendak bebas, artinya manusia mampu menentukan sendiri keputusan-keputusan yang diambilnya, sementara Augustinus mengatakan bahwa manusia tidak mampu mengambil keputusannya sendiri, melainkan hanya berdasarkan karunia Allah semata.
Pelagius juga berpendapat bahwa setelah jatuh dalam dosa, manusia masih cenderung baik dan bisa menyelamatkan diri dengan perbuatan baik.
Arminius (dan Wesley) berbeda dengan Pelagius karena mereka berpendapat bahwa setelah Kejatuhan (dalam dosa), manusia cenderung berdosa dan hanya bisa diselamatkan karena kasih karunia Allah semata.
Bedanya Arminian dan Calvinis adalah tentang kebebasan manusia dalam menerima karunia keselamatan.