Mengaku dan beriman kepada Nama Yesus yang tersalib itu; Dia mati dan hidup kembali pada hari yang ketiga merupakan hal yang sangat penting dan krusial bagi manusia berdosa. Hal itulah yang sedang dan atau dideklarasikan oleh Allah sendiri maupun melalui para hamba-Nya kepada manusia berdosa (Yohanes 3:16; Kisah Para Rasul 4:12; Roma 10:9).
Namun janganlah ada orang yang di bawah kolong langit ini berpikir bahwa pengakuan dan kepercayaannya tersebut adalah hasil usahanya sendiri. Tentu tidaklah demikian. Mendengar, lalu beriman pada Nama Yesus Kristus, pertama-tama bukanlah usaha dari manusia itu sendiri.
Alkitab dan sejarah mencatat bahwa manusia hanya mencari nama sendiri (Kejadian 11:4), bukan mencari Nama Yesus Sang Juruselamat. Sang Injillah atau Yesus sendirilah yang mencari dan berdiri di muka pintu hati manusia untuk diselamatkan (Yehezkiel 34:12; bdk. Wahyu 3:20).
Sekalipun kelihatannya semua orang mencari Allah melalui perbuatan-perbuatannya dengan membuat monumen atau "patung-patung" sesembahan dan perbuatan baik lainnya; namun nyatanya tidaklah ada yang benar di hadapan Allah, tidak ada yang berakal budi sesuai kehendak Allah; tidak ada yang mencari Allah (Roma 3:10-11).
Sekali lagi, mengaku dan beriman kepada Nama Yesus bukanlah hasil usaha dan pekerjaan manusia, namun adalah usaha dan pemberian Allah semata (Roma 3:24; Efesus 2:8-9). Kristus telah mati untuk membayar semua hutang dosa manusia melalui darah-Nya yang tercurah di kayu salib.
Sehingga, jika manusia dibenarkan bukan karena usaha manusia sendiri melainkan oleh karena kasih karunia yang diberikan secara cuma-cuma oleh Allah, dengan kata lain kita dilepaskan dari dosa dengan cuma-cuma atau tanpa imbalan jasa dan hanya karena kasih karunia Allah kepada manusia.
Oleh sebab itu, Allah memberikan Kristus sebagai wujud kasih karunia-Nya yang telah membawa pendamaian antara Allah dan umat pilihan-Nya. Hal itu hanya dapat kita terima oleh iman kepada Kristus Yesus.
Berdasarkan latar belakang di atas, bahwa usaha manusia tidak bisa dan dapat lepas dari belenggu dosa. Dan karenanya memerlukan kasih karunia Allah semata melalui anugerah Injil-Nya. Olehnya, penulis akan membahas dan mengelaborasinya secara sederhana dan sempit pada Surat Kisah Para Rasul saja, yang diberi judul, "Eksistensi Nama Yesus Dalam Kitab Kisah Para Rasul" (Selanjutnya akan disingkat Kis.).
Melalui Nama Yesus Allah Dimuliakan
Oleh karena Yesus Kristus adalah TUHAN yang ditinggikan, Kisah Para Rasul menekankan nama Yesus, dan menunjukkan otoritas dan keallahan-Nya. Yesus adalah TUHAN karena Dialah: Firman yang berinkarnasi menjadi daging (Manusia); Tuhan atas ciptaan dan Tuhan atas kehidupan.
Di dalam nama Yesuslah segala kemuliaan ALLAH terpancar. Dalam permulaan Kitab Kis. kita mendapati bahwa Allah dimuliakan melalui puji-pujian jemaat mula-mula. Akibatnya, gereja mula-mula tersebut disukai semua orang dan tiap-tiap hari Tuhan menambahkan jumlah yang diselamatkan bertambah banyak melalui persekutuan pemberitaan para rasul dengan mereka (Kis. 2:41-42, 47).