"Kobarkan Api" Penginjilan, Siapakah yang Meneruskannya?
Keberhasilan penginjilan ialah terjadinya estafet pemberitaan Injil kepada keluarga, kawan dan kenalan (K3) dalam kuasa dan pimpinan Roh Kudus.
Kita bisa mengedukasi dan atau memobilisasi keluarga, kawan dan kenalan kita untuk melakukan pemberitaan Injil dengan cara mempraktikkannya langsung di lapangan, bagaimana cara dan teknik memberitakan Injil.
Setelahnya, barulah kita harus memberi pelatihan kepada mereka dengan cara belajar materi pelatihan penginjilannya.
Penulis, dalam suatu percakapan dengan Michael Densmoor kala itu dalam perjalanan, Michael mengatakan,"Adalah cara lama bila kita mengajar orang-orang Kristen atau gereja dalam pelatihan penginjilan dengan cara; pertama, melakukan pengajaran/pelatihan berhari-hari di sebuah ruangan, bersesi-sesi mengajar pelatihan penginjilan...
Cara tersebut adalah cara tahun delapan puluhan. Saatnya untuk menanamkan DNA Amanat Agung ialah dengan cara, membawa orang-orang Kristen atau gereja secara langsung terjun ke lapangan untuk b'ritakan Injil. Perbanyak terjun langsung ke lapangan, dan tanpa menghiraukan pengajaran pelatihannya."
Gunanya apa dan mengapa harus yang pertama mempraktikkan penginjilan terlebih dahulu di lapangan daripada memberi pelatihan pengajaran materi terlebih dahulu?
Jawabannya, agar keluarga, kawan dan kenalan langsung melihat dan merasakan efek dari pemberitaan Injil itu secara nyata, bukan kata-kata.
Merasakan penyertaan Yesus melalui Roh Kudus, mengalami langsung kuasa Roh Kudus, berani dan semangat memberitakan Injil, serta melihat secara langsung bagaimana orang-orang yang mendengar pemberitaan Injil tersebut kemudian menjadi percaya.
Pengalaman-pengalaman demikian merupakan momen khusus yang"membakar" iman serta semangat dalam menjadi saksi bagi Kristus.