Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa? Yesus Bukan Juruselamat? Part 2

10 Mei 2024   22:35 Diperbarui: 10 Mei 2024   22:38 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengcounter ajaran tidak sehat di dalam Kekristenan. (Sumber gambar: Jawaban.com)

"Kobarkan Api" Penginjilan, Siapakah yang Meneruskannya?

Keberhasilan penginjilan ialah terjadinya estafet pemberitaan Injil kepada keluarga, kawan dan kenalan (K3) dalam kuasa dan pimpinan Roh Kudus.

Kita bisa mengedukasi dan atau memobilisasi keluarga, kawan dan kenalan kita untuk melakukan pemberitaan Injil dengan cara mempraktikkannya langsung di lapangan, bagaimana cara dan teknik memberitakan Injil.

Setelahnya, barulah kita harus memberi pelatihan kepada mereka dengan cara belajar materi pelatihan penginjilannya.

Penulis, dalam suatu percakapan dengan Michael Densmoor kala itu dalam perjalanan, Michael mengatakan,"Adalah cara lama bila kita mengajar orang-orang Kristen atau gereja dalam pelatihan penginjilan dengan cara; pertama, melakukan pengajaran/pelatihan berhari-hari di sebuah ruangan, bersesi-sesi mengajar pelatihan penginjilan...

Cara tersebut adalah cara tahun delapan puluhan. Saatnya untuk menanamkan DNA Amanat Agung ialah dengan cara, membawa orang-orang Kristen atau gereja secara langsung terjun ke lapangan untuk b'ritakan Injil. Perbanyak terjun langsung ke lapangan, dan tanpa menghiraukan pengajaran pelatihannya."

Gunanya apa dan mengapa harus yang pertama mempraktikkan penginjilan terlebih dahulu di lapangan daripada memberi pelatihan pengajaran materi terlebih dahulu?

Jawabannya, agar keluarga, kawan dan kenalan langsung melihat dan merasakan efek dari pemberitaan Injil itu secara nyata, bukan kata-kata.

Merasakan penyertaan Yesus melalui Roh Kudus, mengalami langsung kuasa Roh Kudus, berani dan semangat memberitakan Injil, serta melihat secara langsung bagaimana orang-orang yang mendengar pemberitaan Injil tersebut kemudian menjadi percaya.

Pengalaman-pengalaman demikian merupakan momen khusus yang"membakar" iman serta semangat dalam menjadi saksi bagi Kristus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun