Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa? Yesus Bukan Juruselamat? Part 2

10 Mei 2024   22:35 Diperbarui: 10 Mei 2024   22:38 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam ayat yang ke-11 sangat nampak jelas mengatakan: "...dan tinggallah padanya ( [kakei men] yang diterjemahkan 'di sana tetap/tinggal'). Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa setelah Yesus menemukan orang-orang kunci-Nya, yakni murid untuk perencanaan-Nya dalam Amanat Agung, maka para murid harus tinggal atau menetap pada orang yang telah mendengar dan menerima Kabar Baik yang telah disampaikan itu, atau lebih tepatnya dalam terjemahan aslinya, 'di sana tetap tinggal' untuk mengajar/melatih/men-222-kan mereka dan membuat mereka sebagai perintis untuk menjangkau sukunya kembali. Ayat paralelnya bisa dilihat juga pada Kisah Para Rasul 10:48.

Mengutip Michael K. Shipman (2011:56-57), mengatakan: "Kunci sukses penginjilan dan perintisan secara kerasulan adalah mencari, menginjili, dan mempersiapkan orang kunci. Tuhan yang tahu siapa orang kunci itu, sebab Ia sudah lama mempersiapkannya sejak kekekalan. 

Orang kunci tersebut akan merupakan seorang yang dapat memengaruhi masyarakat, mungkin ia (orang kunci) pejabat atau bukan pejabat. Tetapi dialah seorang yang berpengaruh dalam lingkungannya sendiri, walaupun tidak mempunyai jabatan tinggi atau dianggap pimpinan masyarakat setempat. Orang kunci adalah orang yang memengaruhi keputusan masyarakat,.. Bilamana dia mengatakan sesuatu, orang-orang mau mendengarkannya. Orang kunci adalah orang biasa dengan pengaruh yang luar biasa."

Orang kunci dalam penginjilan digambarkan sebagai orang-orang biasa yang memiliki pengaruh yang kuat sehingga cenderung didengarkan. Mereka juga memiliki strategi dan mampu melakukan pemetaan di lapangan perihal permasalahan dan tantangan yang ada.

Bagian 2: Mencari Orang Kunci Untuk Penginjilan

Untuk menemukan orang-orang yang menjadi kunci dalam penginjilan, kita juga akan mulai dari beberapa nas Alkitab berikut:

Matius 4:20, 22. (20) Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya (Yunani:   [aphentes ta dikta] yang diterjemahkan 'harus ditinggalkan jalanya/jaringnya, mereka meninggalkan jalanya/jaringnya'). (22) dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya (Yunani:   [aphentes to ploion kai ton patera] yang diterjemahkan 'harus ditinggalkan perahu [semua peralatan nelayan] dan ayahnya [juga anggota-anggotanya]'), lalu mengikuti Dia (Yunani:   [kolouthsan aut] yang diterjemahkan 'mereka mengikuti Dia, untuk menemani Dia [khususnya, sebagai murid]').

Waktu Yesus sedang berjalan-jalan menyusuri pantai danau Galilea, mata-Nya tertuju dan terfokus kepada salah seorang atau beberapa orang yang ada disitu (Mat. 4:18a; Mrk. 1:16a; Luk. 5:2-3). Waktu itu, Ia juga memberitakan firman Allah dan mengajar disitu dan banyak orang mengerumuni Dia untuk mendengarkan-Nya (Luk. 5:1b, 3c).

Pada waktu itu, Simon, Andreas dan teman-temannya yang lain (Luk. 5:7a, 10a) mendengar-Nya memberitakan firman Allah disitu dan juga telah melihat keajaiban dalam penangkapan ikan yang banyak oleh karena perintah Yesus (Luk. 5:6). Sehingga pada akhirnya nanti, mereka mau mengikut Yesus, karena batin mereka telah tersentuh oleh Injil kasih karunia Allah.

Itu nampak jelas pada pernyataan Simon Petrus yang mengaku sebagai insan yang berdosa di hadapan Yesus (Luk. 5:8). Hati Simon Petrus telah disentuh oleh kasih karunia Allah.

Kasih karunia Allah telah menghidupi hidup Simon Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes. Inilah penangkapan pertama "orang-orang kunci" oleh Yesus. Setelah Yesus melihat isi hati mereka, maka Yesus dengan otoritas sorgawi langsung merekrut mereka menjadi "penjala-penjala manusia" (perintis-perintis jiwa-jiwa yang terhilang).

Ada beberapa hal yang sangat penting perlu kita perhatikan dan lakukan dalam pencarian akan orang-orang kunci:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun