Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pemberitaan Injil di Era Digital: Menjangkau Generasi Baru

19 April 2024   23:08 Diperbarui: 19 April 2024   23:11 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan (ergon) yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;" (Yohanes 14:12).

Michael K. Shipman dalam bukunya Amat Agung: Karya Kerasulan Kuno dan Kini, Edisi Praktis berkata, "Melalui nubuat itu, Yesus tidak menjanjikan bahwa para rasul akan melakukan tanda (simeon) yang lebih besar daripada yang dilakukan Yesus. Yang dijanjikan-Nya ialah karya (ergon) yang lebih besar. Dengan menggenapi Amanat Agung, para rasul menghasilkan buah yang lebih besar daripada yang dihasilkan Yesus sendiri selama masa pelayanan-Nya pada zaman itu." 

Senada dengan itu, Michael Densmoor dalam bukunya yang berjudul: Ditetapkan Untuk Menghasilkan Buah juga menyatakan, "Yesus tidak pernah memberitakan kabar baik di kota Roma. Dia juga tidak pernah menyembuhkan orang Tokyo. Dia tidak pernah mengajar di Moskow. Tetapi para pengikut-Nya sudah."

Mengutip dari artikel Jurnal (Sonny Eli Z) berpendapat, "Petrus dijatuhi hukuman mati dengan cara disalib. Detik-detik saat ia disalibkan, Petrus memohon, 'Aku tidak layak mati dengan cara Tuhanku mati!' Maka para prajurit Roma, akhirnya menyalibkannya terbalik, dengan posisi kepala di bawah dan kaki di atas. Di kota itu Petrus menjadi martir."

Seperti rasul Petrus yang telah mengajar dan memuridkan orang-orang percaya yang ada di kota Roma, sehingga berkembang pesat. Hingga matinya pun terjadi di kota Roma.

Baca juga: Cia dan Gitar

Amos Sukamto dalam artikel jurnalnya mengatakan, "Adapun rasul Thomas dalam perjalanannya ke India tidak hanya dicatat di dalam The Acts of Thomas, namun dari sumber-sumber awal ada kesepakatan bahwa Rasul Thomas pernah pergi ke India. Dan menurut dokumen Syriak yang berjudul The Doctrine of the Apostle yang mungkin ditulis pada abad kedua masehi dikatakan bahwa Rasul Thomas menginjili India. Rasul Thomas tinggal cukup lama di Tiruvanchikkulam (dekat Kodungallur atau Cranganore) untuk menguatkan tujuh gereja Malankara, Chayal, Kotamamgalam, Niranam, Paravur (Kottukkayal), Palayur, dan Quilon. Ia mendirikan gereja dan meninggalkan jemaat yang sampai sekarang disebut St. Thomas Christians. Rasul Thomas mati sebagai martir pada tahun 73 M. Dia menjadi martir di Gunung Thomas dan dikuburkan di San Thome, sekarang Madras, India.

Rasul Petrus dan Thomas adalah bukti teladan yang melakukan karya yang lebih besar dengan memberitakan Injil di luar Yerusalem. Petrus ke kota Roma, Thomas ke India. Dan mereka mati sebagai martir Kristus di luar kota Yerusalem.

Apakah Anda telah memberitakan Injil kepada semua orang berdosa? Apakah Anda telah memberitakan Injil di luar daerah Anda?

Jadi, yang penulis maksudkan dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar ialah bukan melakukan tanda-tanda mujizat (dalam pemberitaan Injil-Nya). Bukan! Tetapi lebih kepada esensi pemberitaan nama Yesus.

Pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dalam bahasa aslinya digunakan kata/kalimat  , (ho ergon hos megas) yang diterjemahkan sebagai the works that greater (= karya-karya yang lebih besar).

Karya-karya yang lebih besar tidaklah berbicara mengenai menyembuhkan orang-orang sakit, mengusir roh-roh Iblis. Tidak pula berbicara membangkitkan orang mati. Tidak! Namum lebih kepada esensi pemberitaan nama Yesus. Tanda-tanda dan mujizat adalah manifestasi dari penyertaan Tuhan dalam pemberitaan Injil (Markus 16:17, 20), bukan esensi Injil. Yesus yang mati dan hidup kembali pada hari yang ketiga sesuai Alkitab adalah esensi Inti Injil (1 Korintus 15:1-4).

Sebab konteks dalam ayat 12 dari Yohanes pasal 14 tersebut adalah tentang pembasuhan kaki keduabelas murid-Nya (pasal 13:4-5) sebagai (lambang) teladan Yesus dalam mengutus keduabelas murid-Nya untuk memberitakan Injil-Nya (pasal 13:14c-15, 20), dan tentang Tomas yang bertanya kepada Yesus, demikian: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" (Yohanes 14:5). Pun Yesus menjawabnya, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6).

Dalam ayat 6 tersebut, jelas tersurat dan tersirat tentang pemberitaan Injil. Tentang Yesus yang adalah jalan dan kebenaran dan hidup. Singkatnya, perkataan yang Yesus ucapkan dalam Yohanes 14;12 adalah tentang karya yang lebih besar dalam pemberitaan diri-Nya yang adalah jalan dan kebenaran dan hidup.

Yesus telah memberi teladan sempurna dalam memberitakan Injil kerajaan sorga (Mat. 4:23; 9:35; 11:1; Mark. 1:14, 38-39; Luk. 4:43-44; 8:1 [Yesus men-TBAM  kedua belas murid dalam pemberitaan Injil]). Hal tersebut pun, demikian telah dilakukan oleh keduabelas rasul (Mat. 10:5-7, 14a; Mark. 3:14; 6:7a, 11-12 16:20; Luk. 9:2a, 6a; Kis. 2:23-24, 31-32; 3:6, 15-16; 4:10, 12), serta orang-orang percaya lainnya diluar daripada  rasul-rasul juga telah melakukan karya yang lebih besar tersebut (Kis. 7:52 [Stefanus]; 8:4; Kis. 8:35 [Filipus]; Kis. 11:19-20 [orang-orang percaya yang tersebar karena penganiayaan tetap memberitakan Injil; orang Siprus, dan orang Kirene]). Pun karya yang lebih besar tersebut diuntukkan kepada kita sampai hari ini.

Yesus tidak mengimbau kita untuk melakukan karya yang lebih besar tersebut, tetapi Dia memerintahkan kita untuk melakukannya. Itulah Amanat Agung!

Dia (Yesus) Raja yang harus ditaati oleh seorang hamba, Dia Tuan bagi budak-budak-Nya, Dia Allah yang oleh-Nya kita harus tunduk sepenuhnya kepada kedaulatan-Nya, sebab "segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan." (Yohanes 1:3).

Yesus, keduabelas rasul, dan orang-orang percaya lainnya pada masa itu telah menjadi bukti bagi kita di masa sekarang dalam pemberitaan Injil.

John R.W. Stott dalam suatu Konferensi Misionaris Urbana menyatakan bahwa "Allah kita adalah Allah yang mengabarkan Injil."

Yesus telah memberi teladan sempurna bagi Anda, Para rasul dan orang-orang percaya lainnya telah mengikuti teladan Yesus tersebut. Bahkan Roh Kudus pun telah diberikan kepada Anda. Teladan telah ada, melalui mereka; kuasa telah ada, karna Roh Kudus ada dalam Anda.

Steve Smith berkata dalam bukunya, SPIRIT WALK, Kekuatan Ilahi Yang Luar Biasa Dari Kisah Para Rasul Untuk Semua Orang Kristen, demikian: "Roh Kudus adalah kehadiran Yesus yang datang untuk tinggal di dalam Anda dan berjalan bersama Anda dalam perluasan nama-Nya. Roh Kudus hadir berjalan bersama kita sama seperti waktu Yesus berjalan bersama para murid-Nya ketika Yesus di bumi."  Masakan kita tidak memberitakan Injil! Padahal Roh Kudus telah kita klaim berjalan bersama kita.

Surga orang-orang berdosa yang belum sama sekali pernah mendengar tentang Yesus, ada di dalam langkah kaki kita (Roma 10:15; bdk. Matius 28:19), dekat dalam mulut kita (Roma 10:8-9). "..Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil." (1 Korintus 9:16c).

Mengutip Michael Densmoor kembali bahwa dia berpendapat, "Kita harus tetap meneruskannya. Masih banyak orang yang menunggu untuk kabar baik. Setiap orang percaya seharusnya melakukan pekerjaan yang lebih besar dengan pergi ke tempat-tempat di mana Yesus belum pernah pergi dan memberitakan keselamatan melalui nama Yesus. Yesus mengutus kita ke seluruh dunia. Kemana Dia mengutus Anda untuk memberitakan Injil?"

Beritakan-lah Yesus yang adalah TUHAN dan Allah, yang berkarya dengan cara mati di atas kayu salib demi menanggung segala dosa-dosa umat manusia yang percaya kepada-Nya, dan bangkit kembali pada hari yang ketiga untuk menyelamatkan.

Oleh salib-Nya, kita telah di damaikan-Nya dengan Allah Bapa surgawi. Dosa menyebabkan perseteruan, salib menghasilkan pendamaian. Dosa menciptakan jurang pemisah antara manusia dengan Tuhan, salib menjadi jembatan persekutuan. Dosa merusakkan persekutuan. Salib memulihkannya.  Yesus datang untuk memenuhi rencana keselamatan Allah melalui kematian-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya.

Zaman sekarang tidaklah terlalu sulit dalam melakukan karya yang lebih besar. Dalam  zaman Yesus dan para murid serta bapa-bapa Gereja (Founding Fathers) pada zamannya, ya, sangat sulit bahkan meregang nyawa dalam melakukan karya yang lebih besar itu.

Dengan perkembangan zaman dan teknologi saat ini. Sangat mudah untuk memberitakan Injil. Cukup menggunakan Hardware seperti; Smartphone Android maupun iPhone, PC, Laptop, Tablet dan lain-lain melalui jaringan Internet. Media sosial menjadi media pemberitaan Injil yang praktis dan efektif untuk cepat diberitakan, seperti X (Twitter), Instagram, YouTube, TikTok, Facebook dan lain-lainnya. Cukup mengetik kata-kata yang ingin disampaikan atau membuat sebuah karya ilmiah, dalam hal ini pemberitaan Injil bertajuk ilmiah. Baik orang kaya, sederhana dan ekonomi bawah bisa mendengar dan mengenal Yesus melaluinya.

Daniel Ronda berpendapat, "Saat ini gereja harus menghadapi generasi yang baru yaitu generasi digital, sehingga perlu melaksanakan tugas Amanat Agung di dalam dunia digital ini. Hari ini revolusi digital sudah di depan mata di mana telah tersedianya alat, kesempatan dan bentuk yang mempermudah Injil masuk kepada generasi ini."

 

KESIMPULAN

Yesus telah memberi teladan sempurna dalam melakukan karya yang lebih besar (Mat. 4:23; 9:35; 11:1; Mark. 1:14, 38-39; Luk. 4:43-44; 8:1 [Yesus men-TBAM kedua belas murid dalam pemberitaan Injil]). Hal tersebut pun, demikian telah dilakukan oleh keduabelas rasul (Mat. 10:5-7, 14a; Mark. 3:14; 6:7a, 11-12 16:20; Luk. 9:2a, 6a; Kis. 2:23-24, 31-32; 3:6, 15-16; 4:10, 12), serta orang-orang percaya lainnya diluar daripada  rasul-rasul juga telah melakukan karya yang lebih besar tersebut (Kis. 7:52 [Stefanus]; 8:4; Kis. 8:35 [Filipus]; Kis. 11:19-20 [orang-orang percaya yang tersebar karena penganiayaan tetap memberitakan Injil; orang Siprus, dan orang Kirene]). Pun karya yang lebih besar tersebut diuntukkan kepada kita sampai hari ini.

Yesus tidak mengimbau kita untuk melakukan karya yang lebih besar tersebut, tetapi Dia memerintahkan kita untuk melakukannya. Itulah Amanat Agung!

Dia (Yesus) Raja yang harus ditaati oleh seorang hamba seperti kita, Dia Tuan bagi budak-budak-Nya, Dia Allah yang oleh-Nya kita harus tunduk sepenuhnya kepada kedaulatan-Nya, sebab "segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan." (Yohanes 1:3).

Yesus, keduabelas rasul, dan orang-orang percaya lainnya pada masa itu telah menjadi bukti bagi kita di masa sekarang dalam pemberitaan Injil. Roh Kudus pun telah diberikan kepada kita. Teladan telah ada, melalui mereka; kuasa telah ada, karna Roh Kudus ada dalam kita. Masakan kita tidak memberitakan Injil! Padahal Roh Kudus telah kita klaim berjalan bersama kita.

Surga orang-orang berdosa yang belum sama sekali pernah mendengar tentang Yesus, ada di dalam langkah kaki kita (Roma 10:15; bdk. Matius 28:19), dekat dalam mulut kita (Roma 10:8-9).

"..Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil." (1 Korintus 9:16c). Soli Deo Gloria!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun