Minggu ke 3 berikutnya WA cukup punya nyali untuk membawa istrinya. Jumat Malam, Wa meluncur dari Kantornya dan datang ke Puskesmas untuk menjemput sang istrinya tercinta, namun ibunya melarangnya. Entah apa yang dibicarakan. pada endingnya, sang istri merelakan dirinya untuk ikut bersama WA. WA ingin mengajak istrinya kerumah orang tua WA. karena sudah malam hari WA dan istrinya sampai di rumah orang tua WA pada tengah malam. Menurut beberapa keterangan pada malam itu dirumah orang tua WA, ada sesuatu yang terjadi, Intinya WA mengajak IR untuk melakukan Hubungan agar orang tua WA tak curiga kalo mereka sedang bertengkar atau mungkin pada saat itu WA dan IR hanya berantem secara virtual di dalam kamar. Karena pada Shubuhnya IR memaksa WA untuk mengajaknya pulang kembali kerumah orang tuanya. Seperti biasa salam sapa dan sayang pada sang besan. Pulanglah IR dan WA kembali kerumah orang tuanya IR. dan Seperti biasa WA sendirian dirumah dan IR menginap di Puskesmas.
Minggu ke 4 berikutnya Sang istri tercinta, setiap bertemu, marah-marah dan minta dicerai dan sang ibunda tersayang menjelaskan pada WA bahwa anaknya itu merasa tidak dinafkahi lahir dan bathin oleh WA. WA pun dengan nyali berani, mengungkapkan bahwa betul gajinya di Bank hanya Rp 1 juta. Namun dia sanggup untuk menafkahi istrinya. Tak lama WA bercerita soal kesanggupannya, Ibunda tersayang mengungkapkan bahwa IR sangat butuh Laptop untuk keperluan kuliahnya. IR pun mengiyakan kalo dia butuh Laptop. WA dengan ringan tangan merogohkan kartu kreditnya dan kemudian membelikannya Laptop seharga Rp 5 Juta untuknya. ya kurang lebih Processor i3 lah, sudah cukup mumpuni untuk seukuran laptop. Alhasil demi istri, walaupun harus ngutang dengan kartu kredit, sang suami rela membelikannya Laptop terbaru. Senang bukan main, laptop tersebut di bawa IR ke Kampusnya di kota lain. seperti biasa WA hanya makan mie dan baso hasil beli sendiri dan masak sendiri.
Minggu ke 5 berikutnya, sang Ibunda menghampiri WA, dan meminta uang sisanya yang dulu Rp 1 Juta rupiah. tanpa malu dan tanpa basa-basi. Karena kebetulan sudah gajian, uang gajiannya 1 juta tersebut diberikanlah pada sang ibunda. Anaknya IR pun diajak keluar untuk ke Puskesmas. Alesannya sih mau di ajak buat ngobrolin soal kuliah. seperti biasa WA tidur sendiri dan makan sendiri, sedangkan sang ayah mertuanya nongkrong diluar, Main Judi, Minum Alkohol, Bincang Basi, dengan persenan dari Uang dana Desa yang berasal dari DJPK. Pejabat itu harus merakyat agar dicintai rakyat dan disegani musuh. Kira -kira gitulah jawaban sang ayahanda.
Minggu ke 6 berikutnya, WA tak menemui istrinya dirumahnya. Karena merasa takut berdosa, takut istrinya berangkat tanpa ijin suaminya, WA memberanikan diri untuk menelpon IR, namun tak dianggkat, barulah setelah menelpon sang ibunda tersayang. Diberitahu bahwa IR, Ayah dan Ibu serta keluarganya sedang menuju bogor mengunjungi saudaranya disana. Â Tak mau pusing WA langsung meluncur ke Bandung hanya sekedar untuk melepaskan lelah.
Minggu ke 7 berikutnya, Sang istri tercinta, tiba-tiba memaksa WA untuk mengiyakan dia soal cerai. Karena daya tahannya sudah sedikit surut, WA pun akhirnya marah. terjadilah percekcokan antara kedua bibir pengantin baru ini. Ibundanya datang dan bicara maaf ya A, lagi pusing soal kuliah si neng nya. Ibunya pun membawa IR keluar dari Rumah. Tak lama sang ayahanda tercinta datang menghampiri WA. A coba deh biar mulus, biar tenang, biar masalah rumah tangganya bisa kelar, datangin Ustad itu tuh. yang disebelah sana. coba tanyakan pada dia solusinya. Karena merasa di beri hati oleh sang ayah tercinta, WA datang dan menghampiri ustad tersebut, kalo kata orang sana sih dikatakan orang pintar. WA disuruh cerita permasalahan soal apa yang dialaminya. dari Nol sampai selesai. Jawaban dari Sang Ustad hanya simple. Waduh ada yah keluarga yang kaya gitu, Istri kaya gitu tuh dosa. Selesai. begitulah kira-kira jawaban si Ustad tersebut.
Minggu ke 8 berikutnya. Sang istri tiba-tiba datang lagi dengan raut wajah yang menyeramkan padahal wanita ini begitu cantiknya, manis, Rambutnya lemas, dan panjang terurai, Matanya sedikit sayu, Raut wajahnya tirus. Pada tengah-tengah jidatnya sedikit nonong, Raut wajahnya sedikit memerah, Mata besar dan lebar, dan Kedua pipinya tembem gembil, tipe lelaki zaman sekarang pokoknya. Secantik Sarpakenaka. Dia Pengen cerai terus itu lah yang dimintanya. Sang ayah pun tiba-tiba menghampiri, mari kita bicarakan nanti malam. Â Akhirnya di malam hari. WA berposisi seperti seorang terdakwa yang dikelilingi banyak hakim, atau mungkin seperti penjahat yang dikelilingi banyak polisi, atau seperti yunior STKIP yang tidak melawan saat dipukuli oleh seniornya. begitulah kira-kira yang terjadi. Bukannya media mediasi namun hanya untuk meyakinkan kalo IR ingin cerai dan WA harus mau cerai. Parah
3 hari kemudian, pada saat WA sedang bekerja. Ayahanda tercinta menelpon WA. Bawa barang-barangnya, Keluar dari Rumah ini, Pulang sana ke rumah orang tuamu. Tapi WA dengan gagah berani, bicara, baik saya akan keluar dari Rumah ini tapi tolong jangan ada yang pegang barang-barangku. Sepulang dari kerja WA langsung kerumah mertuanya yang tercinta itu, sesampainya disana, Ayah Ibu dan IR ada disana, Salam tak dijawab, di ajak senyum terus cemberut, ditanya malah balik marah atau judes, Karena Kesal WA langsung membereskan semua pakainnya tak peduli apapun isinya. dia masukan Semuanya tanpa melipatnya. dan pergi dari rumah sang mertua tercinta untuk kembali ke rumah orang tua WA. haru dan sedih yang terjadi di keluarga orang tua WA. sang ayah dan Ibu WA Â merasa tersakiti, ketiganya merasa tertipu, ketiganya merasa diperlakukan hina. kira kira demikian
2 hari setelah kejadian tersebut, sang ayah mertua yang mengusir tiba-tiba datang ke Bank tempat WA bekerja. kebetulan WA ada dilantai 2 dan sang ayah mertua datang di lantai 1. awalnya sih pinjam uang, tapi tiba-tiba sang ayah mertua manggil semua atasan tertinggi dikantor tersebut lalu menjelek-jelekkan WA di hadapan semua para petinggi bank tersebut serta menyambung-nyambungkannya dengan utang piutang dan lain-lain. Intinya sang ayah mertua menanamkan benih negatif tentang WA di hadapan para pejabat bank. Menjelang pulang ke rumah, WA ditahan oleh para bos. karena para bos itu marah-marah terkait urusan pribadi dan pekerjaan. WA diinterogasi WA dihina dan dicaci. tapi pada kesimpulan akhirnya. Jangan sambungkan urusan kerja dengan urusan pribadi, sambung si bos dipentutupan terakhir. Padahal Fitnah dari ayah mertua  dan Fitnah dari Ibunda Mertua yang selama ini dijadikan hasutan kepada para atasan di bank tersebut tidak dipermasalahkan. si Bos seperti takut membela sana dan membela sini, si Bos seolah khawatir kalo jabatannya tidak aman. Orang kuat seperti apakah bapaknya IR ini sehingga para pejabat dan para bos di perusahaan bisa takut sama beliau. (iya betul beliau seperti Preman)
Tak lama keesokan harinya, sang ayah tercinta menelponnya untuk meminta kembali Buku NIkah dan siap untuk menandatangani surat cerai. Karena Kamu akan diceraikan.
Sekarang urusannya hanya Ayah dan Menantu.. IBu Mertua dan Istri tak terlihat melakukan apapun.
Sedikit Mitos yang terjadi Di daerah tersebut
#Para Pejabat dihormati disana karena sering 'memberi' para pegawai