Mohon tunggu...
Hanif Azhar
Hanif Azhar Mohon Tunggu... Part-time student, Full-time traveller -

Pokemon Master wannabe!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Miniatur Universitas Kehidupan

5 September 2010   12:46 Diperbarui: 7 Juli 2017   13:38 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka menutup mata, telinga dari permasalahan sekitarnya. Minimal mahasiswa itu mampu mengaktualisasikan dirinya di lingkungan. Dengan tidak membatasi proses belajar mereka, dengan mengorek info dari kampus sendiri ke kampus tetangga. Sebenarnya, Belajar adalah sebuah proses yang sangat luas. Belajar itu tidak dapat dibatasi oleh dimensi waktu dan tempat. Kita bisa belajar dimanapun dan kapanpun kita mau. Bahkan siapapun itu, jika kita jeli pasti mampu mengambil pelajaran berharga dari semua orang. 

Lucunya, mahasiswa kebanyakan hanya fokus pada akademik dan gencar dalam mengejar status sarjana. Apalah arti secarik ijazah dan sebuah gelar berjejer layaknya rangkaian kereta. Toh, pada akhirnya gelar kita nantinya tetaplah sama, yaitu almarhum (alm). Ijazah hanyalah selembar kertas, tapi esensi di balik itu semua adalah bagaimana kita mampu berkontribusi dan mengamalkannya. Jangan sampai menjadi sarjana mandul yang tidak mampu berbuah manis dan bermanfaat untuk sesama.

Andai Softskill dan Hard skill Berjalan Bergandeng Tangan 

Keahlian lunak ini di antaranya motivasi tinggi, kemampuan beradaptasi dengan perubahan, kompetensi interpersonal, dan orientasi nilai yang menunjukkan kinerja efektif. Fenomena ini sesuai dengan hasil penelitian National Association of Colleges and Employers (NACE) yang menyebutkan bahwa pada umumnya pengguna tenaga kerja membutuhkan keahlian kerja berupa 82 soft skills dan selebihnya 18 hard skills. 

Hal tersebut bukan isapan jempol belaka. Dalam buku Lesson From The Top karya Neff dan Citrin, tersibak bahwa sebanyak 50 orang CEO dari berbagai perusahaan, menyebut pentingnya memiliki keterampilan lunak sebagai syarat sukses di dunia kerja. Beberapa orang CEO tersebut di antaranya Jack Welch (General Electric), Bill Gates (Microsoft), Andy Grove (Intel),dan Michael Dell (Dell). 

Soft skill yang berperan penting dalam kesuksesan itu seperti gairah, kemampuan berkomunikasi, kesehatan dan energi tinggi, kecerdasan spiritual, kreatif, bersikap positif, dan fokus. Di samping tentunya unsur intellegence quotient (IQ) yang tak kalah berperan. Maka keberadaan materi soft skill di perguruan tinggi harus diadakan. 

Tapi faktanya, kemampuan hard skill tetaplah penting. Kemampuan antara keduanya hendaklah berimbang, tidak berat sebelah. Karena tidak sedikit aktivis mahasiswa yang tersandung masalah akademik. Begitu juga sebaliknya, banyak para mahasiswa akademisi yang terlalu sibuk dengan mengejar akademik saja, akhirnya tidak peka terhadap keadaan lingkungan sekitar. 

Sungguh luar biasa, apabila sudah banyak mahasiswa yang menyadari akan pentingnya kedua hal tersebut. Menyeimbangkan hard skill dan soft skill untuk menjadi aktivis prestatif sehingga menghasilkan bibit-bibit unggul pencetak sejarah. Indonesia hanya menunggu masa kejayaan kembali kalau hal itu sudah dicapai.

 Banyak cara yang bisa diaplikasikan untuk mencapai keseimbangan dua keahlian tersebut. Salah satunya adalah dengan 3M: mulai dari yang kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari sekarang. teori itu terasa simpel dalam pengucapan, namun buktinya cukup sulit dalam penerapan. 

Ada pepatah mengatakan, seribu langkah besar pasti diawali dengan satu langkah kecil. Dengan satu langkah kecil yang dilakukan secara rutin dan berkesinambungan, seribu langkah besar pasti tercapai. Begitu pula dalam mengejar soft skill, kita bisa memupuknya dari hal-hal kecil juga. Misalnya dengan mengembangkan kerjasama tim dalam tugas kuliah maupun permainan olahraga. 

Sebelum kita mengajak seseorang untuk melakukan perubahan, terlebih dahulu ubahlah diri kita. Mari kita buat diri kita menjadi lebih baik dan role model untuk orang-orang di sekitar kita. Tak peduli status dan tingkatan seseorang, apabila dia belum mampu mengatur diri sendiri, tidak mungkin dia mampu mengatur orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun