Mohon tunggu...
Jejak Hati
Jejak Hati Mohon Tunggu... -

seorang biasa yang sedang belajar mentertawakan diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Sepucuk Surat Untuk Langit" with audio visual

22 Juni 2012   02:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:41 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengubur semangat pada kekerdilan.

Tuhan........

Aku tak mau.

Biarkan aku berlari.

Mengejar indahnya mentari.

Bernyanyi,bersama cakrawala.

Mengepakkan sayap-sayap mengitari dunia.

Merasakan sejuknya udara pagi.

Hingga aku tak perlu lagi.

Mendengar pasir-pasir yang terus berbisik.

Meneriakkan nada-nada sumbang tentangku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun