Mohon tunggu...
Hany Kurnia
Hany Kurnia Mohon Tunggu... Guru - Saya adalah Guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala Sekolah di TK PGRI Mojokerto. Saya menempuh pendidikan tingkat Sarjana di Universitas Terbuka dengan mengambil jurusan Pendidikan Guru Anak Usia Dini. Kemudian pada tahun 2019 melanjutkan studi di UMS dengan jurusan Magister Psikologi. Saya sangat tertarik pada dunia menulis, wisata kuliner dan musik.

Menjangkau batas dunia dengan tulisan sederhana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

3.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

13 Agustus 2024   11:15 Diperbarui: 13 Agustus 2024   18:03 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik"(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).Bob Talbert

Dari kutipan diatas, saya akan mencoba untuk menafsirkan berdasarkan pengetahuan yang saya pahami selama mengikuti Pendidikan guru penggerak. Sebagai seorang Guru yang mengajarkan muridnya berhitung artinya mengajari mereka tentang jumlah sebuah benda. Tentang banyak atau sedikit dan sebatas hitungan angka. Sedangkan mengajarkan tentang apa yang dihitung adalah lebih mengajari mereka untuk memahami objek atau situasi dengan lebih mendalam. Mengerti apa yang sedang dihadapi, sehingga mereka bisa mengembangkan sendiri dan mengerti bagaimana langkah yang akan diambil dari hasil pengetahuan yang dipelajarinya tersebut.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, dalam pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan dan prinsip-prinsip moral yang dianut di masyarakat tanpa memandang ras, suku, agama, maupun golongan tertentu. Hal ini diharapkan hasil keputusan bisa diterima oleh semua pihak, dapat dipertanggung jawabkan dan yang paling utama yaitu keputusan yang diambil senantiasa berpihak kepada murid.

Sebuah pengambilan keputusan yang melibatkan berbagai pihak merupakan sebuah kesepakatan bersama. Hal ini juga memberi harapan yaitu terciptanya penguatan pendidikan karakter murid yang sesuai Profil Pelajar Pancasila, serta lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan berbudaya positif.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran saya meyakini bahwa setiap keputusan yang saya ambil pada proses pembelajaran murid akan berdampak pada pembentukan karakter mereka. Sehingga penting bagi saya untuk selalu berhati-hati, dan terus belajar menguatkan pengetahuan saya agar terampil dalam menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan seperti yang telah saya pelajari dalam Modul 3.1 Pendidikan Guru Penggerak yaitu tentang "Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin".

Koneksi Antar Materi

  • Kaitan dengan Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Filosofi Ki Hadjar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Mengingat kembali filosofi Ki Hadjar bahwa pendidikan sejatinya menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar tercapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sedangkan Pratap Triloka yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha yang artinya di depan memberi teladan, Ing Madya Mangun Karsa yaitu di tengah memberi motivasi, dan Tut Wuri Handayani yang atinya di belakang memberikan dukungan.

  • Kaitan dengan Pratap Triloka

Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin dalam proses pembelajaran, dengan pengambilan keputusan yang tepat, dapat diterima oleh semua pihak, dan selalu mengedepankan keberpihakan pada murid akan lebih memudahkan terwujudnya filososi pendidikan KHD yang tercurah pada tujuan pendidikan di lembaga masing-masing. Kaitan dengan Pratap Triloka Ing Ngarsa Sung Tuladha yaitu dalam pengambilan keputusan hendaknya dapat menjadi teladan bagaimana menerapkan langkah yang bijak dalam pengambilan keputusan, Ing Madya Mangun Karsa yaitu hasil keputusan mampu menumbuhkan motivasi belajar murid, dan Tut Wuri Handayani yaitu mendorong keterlibatan berbagai pihak sehingga menciptakan kolaborasi yang demokratis dalam pengambilan keputusan.

  • Kaitan dengan Nilai-Nilai Guru Penggerak

Nilai-nilai yang kita yakini dapat mempengaruhi prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan. Adanya nilai keadilan, tanggung jawab, kejujuran, gotong royong, dan empati akan menjadi tolak ukur dalam seorang individu dalam menimbang berbagai kemungkinan solusi yang diambil dalam permasalahan dilemma etika maupun bujukan moral yang sedang dihadapi. Yang pada akhirnya memutuskan untuk mengambil keputusan yang dianggap paling tepat dari berbagai pilihan kebijakan yang dianggap benar.

  • Kaitan dengan Coaching untuk Supervisi Akademik

Pengambilan keputusan oleh seorang Guru juga dapat melalui coaching dengan alur TIRTA. Dengan menumbuhkan kesadaran diri akan potensi yang dimiliki maka seorang Guru akan mampu menemukan dan memutuskan solusi terbaik yang akan digunakan dalam mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi.

  • Kaitan dengan Kompetensi Sosial Emosional

Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan manajemen emosi yang baik. Seorang pemimpin yang memiliki kestabilan emosi positif akan mampu menginterpretasikan sebuah masalah dengan pikiran lebih terbuka, memahami situasi yang dihadapi dengan lebih baik, dan kemudian mampu merespon masalah tersebut dengan lebih hati-hati. Dengan manajemen emosi yang baik, seorang pemimpin mampu menjalin hubungan dengan pihak lain yang terlibat, menciptakan suasana menjadi lebih nyaman dan kondusif sehingga keputusan yang diambil bukan hanya berdasarkan kepentingan pemimpin saja namun merupakan kepentingan dan kesepakatan bersama.

  • Studi Kasus dan Nilai-Nilai yang Dianut Seorang Pendidik

Pembahasan studi kasus yang fokus pada moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut oleh para Pendidik. Kasus yang melibatkan dilema etika dan bujukan moral perlu diselesaikan dengan pengambilan keputusan barbasis nilai-nilai kebajikan yang diyakini terutama oleh pemimpin, pendidik dan pihak yang terlibat. Nilai-nilai kebajikan menjadi benteng pertahanan diri terhadap penyimpangan, manipulasi, dan ketidak adilan sehingga proses pengambilan keputusan dapat berjalan dengan baik,  memperhatikan kepentingan jangka panjang dan menghasilkan keputusan yang bermanfaat dan disetujui oleh berbagai pihak tanpa ada suatu golongan tertentu yang merasa diabaikan dan dirugikan.

  • Dampak Pengambilan Keputusan yang Tepat

Pengambilan keputusan yang tepat sehingga berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, konsudif, aman dan nyaman. Kehati-hatian, pikiran yang jernih, dan kontrol emosi yang baik sangat dibutuhkan ketika seorang pemimpin dihadapkan dengan masalah terutama dilema etika atau bujukan moral. Hal yang mencerahkan yang dipelajari di modul 3.1 ini yaitu bahwa dalam proses pengambilan keputusan kita dapat menjalani dengan beberapa hal berikut : 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Yang mana langkah-langkah yang dimaksud juga berbasis pada nilai-nilai kebajikan yang diyakini. Apabila langkah tersebut selalu digunakan, maka keterampilan Pendidik sebagai pemimpin sekolah diharapkan juga dapat meningkat .

  • Tantangan Pengambilan Keputusan terhadap Kasus Dilema Etika

Berbagai tantangan dalam pengambilan keputusan yang dirasa selama ini antara lain adanya perbedaan prinsip dan cara pandang dalam menghadapi masalah dilema etika maupun bujukan moral. Kebiasaan yang sudah membudaya dan keharusan dalam mematuhi peraturan yang ada meski tidak sesuai dengan kebutuhan lembaga menjadikan adanya gesekan moral yang seakan sudah menjadi hal yang wajar. Selain itu, keterbatasan pengetahuan dalam langkah yang diambil dalam proses pengambilan keputusan sebagaimana dijelaskan dalam modul 3.1 juga merupakan tantangan tersendiri yang berpengaruh pada hasil keputusan yang akan diambil.

  • Pengaruh Pengambilan Keputusan Terhadap Pendidikan Yang Memerdekakan Murid

Sebagai pemimpin pembelajaran sudah seharusnya setiap pengambilan keputusan adalah berpihak pada murid. Adanya keberagaman latar belakang peserta didik menjadi bahan pertimbangan utama dalam menyusun rencana pembelajaran yang berkelanjutan, menghargai perbedaan tersebut, kemudian mewujudkannya dalam sebuah pembelajaran berdiferensiasi. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap keputusan yang diambil senantiasa mendukung program merdeka belajar, menyadari bahwa Guru sebatas memfasilitasi kebutuhan belajarnya, yang menjunjung tinggi keberagaman tanpa adanya diskriminasi dan sikap abai pada kebutuhan yang berbeda setiap peserta didik.

  • Kesimpulan Akhir

Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan keyakinan seorang pemimpin pembelajaran akan nilai-nilai kebajikan universal, manajemen emosi, dan pengetahuan yang baik tentang langkah pengambilan keputusan, penguji, paradigma dan prinsip pengambilan keputusan sesuai materi yang dijabarkan dalam modul 3.1. Sehingga dengan jelas dapat mengidentifikasi ketika menghadapi kasus dilema etika atau bujukan moral. Identifikasi yang dilakukan akan menentukan langkah dan hasil keputusan yang tepat dan lebih bijak. Keputusan yang diambil melibatkan berbagai pihak dan hendaknya berpihak pada murid agar potensi yang dimiliki dapat dikembangkan dengan maksimal sesuai keutuhan belajar masing-masing. Pemimpin Pembelajaran juga harus memahami adanya segala konsekuensi dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil.

  • Pemahaman tentang Konsep Pengambilan Keputusan

1) Dilema etika dan bujukan moral

Dilema etika adalah suatu situasi yang dihadapi pemimpin di Sekolah dimana harus memilih salah satu dari beberapa pilihan keputusan dengan nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar.

Bujukan moral adalah situasi yang menjelaskan adanya pelanggaran pada suatu peraturan atau hukum dan keputusan yang diambil adalah pilihan antara benar atau salah.

2) 4 paradigma pengambilan keputusan

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita dihadapkan dengan berbagai kasus yang melibatkan nilai-nilai kebajikan yang saling bertentangan. Dalam modul ini dijelaskan 4 paradigma yaitu Individu lawan kelompok (individual vs community), Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Suatu pengambilan keputusan yang tidak mudah karena keduanya sama-sama benar.

3) 3 prinsip pengambilan keputusan, meliputi :

Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

4) 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan

Bahwa 9 langkah pengambilan keputusan merupakan sebuah panduan bukan metode yang kaku untuk diterapkan. Namun dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, sikap sebagi pemimpin saat pengambilan keputusan menjadi lebih terarah, bertanggung jawab, dan berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal.

  • Sebelum dan Sesudah Mempelajari Modul 3.1

Sebelum mempelajari modul 3.1 saya seringkali menghadapi kasus dilema etika dan bujukan moral. Langkah yang saya ambil bersifat umum, sebagaimana yang dilakukan rekan sejawat dan senior. Antara lain bermusyawarah dengan pihak terkait, mempertimbangkan resiko tindak pidana, dan kepatutan jika dihadapkan denga masyarakat.

Setelah mempelajari modul 3.1 saya lebih memahami bagaimana langkah yang lebih tepat dalam pengambilan keputusan yaitu dengan mempertimbangkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Serta 3 unsur sebagai dasar pengambilan keputusan yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

  • Pentingnya Mempelajari Modul Ini Bagi Seorang Pemimpin

Pemahaman yang baik bagi seorang pemimpin dalam mempelajari modul ini menurut saya sangatlah penting. Hal ini sebagai upaya agar seorang pemimpin memiliki panduan yang relevan dalam mengambil keputusan. Langkah pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan, berpihak kepada murid dan dapat dipertanggungjawabkan

Demikian rangkuman koneksi antarmateri modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Semoga dapat menambah wawasan dan memotivasi kita untuk selalu belajar meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran di Sekolah.

Penulis :

Hany Kurniawati, S.Pd.AUD., M.Psi.

Calon Guru Penggerak Angkatan 10

Kabupaten Sragen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun