Mohon tunggu...
Rina Sulistiyoningsih
Rina Sulistiyoningsih Mohon Tunggu... -

Seorang Wanita Biasa, campuran Jawa dan Padang... Lahir di Sentani, Irian jaya..menghabiskan masa sekolah di Pontianak lalu lanjooot ke Malang..Sekarang lagi menikmati kesuksesan hidup... menyusuri setapak...sesekali menoleh kanankiri, berhenti sesaat di persimpangan, tak ingin larut dalam titik beku.... menatap masa depan dan meraih impian.... Wanita Single yang 'gila kerja' sampe lupa mandi hehehe... suka menulis puisi dan cerpen sejak bergabung dengan www.kemudian.com dua tahun yang lalu dan bercita-cita ingin punya buku sendiri.... semoga....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Takada Kursi di Kereta Ekonomi

2 Agustus 2010   03:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:23 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Awal bulan merdeka Yang bukan hanya untuk negeri Tapi jua untuk kebebasan hati memilih suka atau luka yang masih juga Menjadi tanda tanya yang tak mampu terjawab oleh mataMenjadi teka-teki setiap memejam mata – menanti ihwal esok- Seperti ini, rasa rindu yang dibekap Oleh hilirmudik setiap jejak Menunggu kereta kisah Yang kursinya telah habis di makan calo Begitu kata si penjual karcis Ketika kusodorkan nominal yang masih bernilai sama Empat lembar sepuluhan Sementara di sudut sana Bisa dua kali lipat Kembali ke ihwal esok Ada gelisah meski hati telah memilih Yang mungkin pula telah direkam oleh keramaian stasiun Manakala kita berbisik tentang cerita yang kita tulis Pada lembar-lembar jalan kehidupan Sesekali nanar menatap kepergian gerbong-gerbong kusam Yang entah akankah kembali ataukah tetap berlalu Dan gelisah itu semakin merajai Peluk ini belum juga tuntas Dan aku sudah harus menghantarmu kembali ke kotamu Walau kau berjanji akan cepat kembali Sehari saja kau meninggalkan rindu ini Menjadi matang dan nikmat disantap bila nanti kita bersua kembali Lalu gerbongmu pun siap berangkat Gemuruh langkah membuatmu terhenti sejenak Ini belum waktunya mudik bukan? Seketika kursikursi pun berteriak Tak ada tempat buatmu … kukirimkan pesan singkat di pagi hari "Ay, dapat tempat semalam?" "Dapat tempat. Di hati Bunda" Ughhh... I love U much, my Luvly.... ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun