Mohon tunggu...
insan kamil
insan kamil Mohon Tunggu... Full Time Blogger - mahasiswa biasa

Mahasiswa Pendidikan IPS UPI

Selanjutnya

Tutup

Healthy featured

Menyesali Masa Lalu dan Mengkhawatirkan Masa Depan, Setop Overthinking!

9 September 2019   20:35 Diperbarui: 26 Juni 2020   07:20 2751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buka whatsApp, dan cek chat dia dan ternyata dia "online", lalu Anda berpikir "dia chatting sama siapa ya?" dan terus begitu. Itulah overthink. Pernah mengalami? Sama.

Ketika mendapat suatu masalah atau pilihan yang rumit dalam hidup, seringkali kita memikirkannya sepanjang waktu. Apalagi bila masalah atau pilihan tersebut akan mempengaruhi hidup kita lima atau sepuluh tahun ke depan. 

Misalnya mengambil jurusan kuliah, pekerjaan atau memilih pasangan hidup. Tapi, perlu kita tahu bahwa memikirkan hal-hal tersebut berlebihan hanya akan memperburuk keadaan kita.

Memikirkan secara matang itu harus, namun memikirkannya secara berlebihan tidak membuat hidupmu lebih baik. 

Pada saat gencarnya media sosial seperti sekarang, manusia lebih cenderung memikirkan sesuatu secara berlebihan karena melihat orang lain yang sepertinya tidak memiliki masalah dan selalu memamerkan kebahagian di media sosial mereka. 

Sejujurnya memikirkan segalanya terlalu berlebihan dan membuat diri sendiri stres tidaklah baik. Lantas apa saja ciri-ciri overthink? Dikutip dari Amy Morin, berikut diantaranya.

Sering bertanya pada diri sendiri "bagaimana jika...".

Ini mungkin sederhana. Tapi bayangkan jika Anda melakukan ini terus menerus? Ketika semester satu di bangku kuliah dan Anda terus menerus bertanya pada diri sendiri "bagaimana jika saya masuk universitas A, mungkin saya akan....". 

Hal yang sebenarnya tak perlu dipikirkan. Waktu yang seharusnya bisa Anda manfaatkan untuk mengoptimalkan awal kuliah Anda malah terbuang sia-sia. Terkadang menjalani dengan ikhlas adalah pilihan yang terbaik. Bersyukur dengan apa yang telah diperoleh merupakan hal yang mulia.

Menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan perkataan orang atau peristiwa yang terjadi.

Ketika kita memposting sesuatu di sosial media dan ada teman kita yang berkomentar kurang mengenakan bagi kita, dan kita terus memikirkannya sepanjang malam. 

Percayalah apa yang Anda lakukan merupakan kesia-siaan. Apalagi setelah menerima komentar itu Anda jadi tidak percaya diri lagi terhadap apapun yang ingin Anda posting. Pernah mengalami? Sama. 

Atau, peristiwa memalukan seperti jatuh di depan teman-teman dan Anda terus memikirkannya. 

Tapi yang perlu ditekankan adalah "mustahil untuk menyenangkan semua orang" dan "hal memalukan yang tak disengaja memang sering terjadi". Kita hanya manusia biasa, bukan ice cream cornetto. Jadi lah diri sendiri dan percaya dirilah.

Sering mengenang masalah dalam hidup.

Siapa di dunia ini yang tidak punya masalah? Tidak ada bukan? Setelah selesai satu masalah, maka akan muncul masalah lainnya. Itulah hukum kehidupan. 

Tapi terus menyesali masalah yang sudah berlalu bukan hal yang baik. Hindari terjebak di lubang yang sama tapi jangan terus menatapi lubang itu. Cukup ambil pelajaran dari masalah dan go ahead.

Menghabiskan banyak waktu untuk mengkhawatirkan tentang sesuatu yang tidak bisa Anda kontrol.

Kita semua pernah dalam keadaan semangat yang berapi-api dan pemikiran idealisme yang memenuhi kepala kita. Tapi jika memikirkan sesuatu di luar kapasitas kita maka itu merupakan hal yang sia-sia. 

Bukannya tidak boleh, tapi masih ada hal di sekitar kita yang perlu untuk kita pikirkan. Memikirkan hutan Amazon di Brazil yang terbakar semalaman tidak membuat ia padam keesokan harinya. 

Tapi memikirkan bagaimana membersihkan saluran air di sekitar rumah kita mungkin bisa menjadi solusi dari berbagai masalah di sekitar kita.

Antisosial.

Saking rumitnya Anda memikirkan masalah sendiri, Anda jadi lupa dan tidak peduli terhadap sekitar. Pernah? Sama. Mengurung diri di kamar hingga lupa akan tetangga dan hewan peliharaan. Sesulit apapun masalah Anda, hidup harus tetap berjalan.

Pada dasarnya overthink berpatokan pada dua hal yaitu menyesali masa lalu dan terlalu mengkhawatirkan masa depan. Jika Anda bisa berdamai dengan dua hal tersebut, maka Anda bisa hidup dengan tenang. Semua orang punya masalah dan mustahil menyenangkan semua orang.

Jika Anda menyadari bahwa Anda cenderung terjebak dalam pemikiran yang berlebihan, jangan putus asa. Anda dapat mengambil langkan untuk mendapatkan kembali waktu, energi dan kekuatan Anda.

"Lakukan apa yang membuat Anda bahagia, bersama siapa yang membuat Anda tersenyum, tertawa sebanyak yang Anda hirup, dan cintai selama Anda hidup." -- Ann Nunes.

Rujukan:
Morin, Amy. (2019). 10 Signs You're an Overthinker. Diakses dari 10 Sign You're an Overthinker Dikutip 9 September 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun