Mohon tunggu...
Hanvitra
Hanvitra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus Departemen Ilmu Politik FISIP-UI (2003). Suka menulis, berdiskusi, dan berpikir.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pendidikan adalah Titik Tolak Pembangunan Masa Depan Indonesia

5 April 2019   11:30 Diperbarui: 7 April 2019   16:09 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah titik tolak bagi kemajuan Indonesia di masa depan. Masa depan dunia akan diwarnai dengan knowledge based economy and industry atau ekonomi dan industri berbasis pengetahuan. Seperti kita ketahui, Revolusi Industri 4.0 menawarkan sesuatu yang berbeda dengan pendahulunya.

Di era ini  dunia akan bergulat dengan Arficial Intelligence (AI), teknologi robotik, internet of things dan lain sebagainya. Sebuah loncatan yang cukup hebat dibanding pendahulunya.

Indonesia sebagai sebuah negara belum menyentuh Revolusi Industri 4.0 sepenuhnya. Rakyat Indonesia masih terbagi dalam kelompok-kelompok masyarakat yang dibedakan berdasarkan strata sosial. 

Sebagian bangsa Indonesia masih berada pada tingkat kemiskinan yang akut. Distribusi pendapatan di Indonesia masih belum merata. Kemajuan teknologi hanya dinikmati kelas menengah.

Secara ekonomi Indonesia tergolong pada negara berpendapatan kelas menengah ke atas. Memang sudah terjadi loncatan dalam perekonomian, namun itu belum signifikan. Sebagian besar rakyat Indonesia belum menikmati kue pembangunan secara lebih adil dan sejahtera. Rakyat di Papua dan Indonesia timur belum menikmati pembangunan secara merata.

Dalam hal ini, teknologi menjadi sesuatu yang mahal bagi mereka. Walaupun jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat, namun akses kepada internet belum menyentuh sebagian besar rakyat Indonesia. Internet masih menjadi barang mahal bagi sebagian besar rakyat Indonesia.

Untuk mengatasi masalah ini, tak pelak lagi pembangunan seharusnya menjadi kata kunci dalam memeratakan pendapatan ke seluruh tanah air. Salah-satu sektor utama dalam pembangunan di Indonesia adalah pendidikan. Harus kita akui bahwa pendidikan di Indonesia tertinggal dari beberapa negara lain di Asia Tenggara. 

Singapura, Brunei, Malaysia, dan Vietnam telah mempunyai kualitas pendidikan yang lebih baik dari Indonesia. Indonesia hanya lebih baik dari Laos, Kamboja, dan Myanmar.

Hal ini menjadi PR besar bagi pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bisa dibilang sesungguhnya akar dari masalah ketidakmerataan pendapatan dan pembangunan di Indonesia adalah pendidikan. Pendidikan selama ini kurang mendapat perhatian lebih dari pemerintah. 

Padahal pendidikan adalah titik tolak pembangunan Indonesia yang sangat penting di masa depan. Bangsa Indonesia tidak mungkin bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia kalau pendidikannya tertinggal dari bangsa-bangsa lain.

Kondisi pendidikan Indonesia terkini

Beberapa indikator menunjukkan betapa rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara lain. 

Survei yang dilakukan oleh OECD (Organization for Economics Cooperation and Development) yang disebut dengan PISA (Programme for International Students Assessment) menunjukkan kemampuan membaca, matematika, dan sains anak-anak Indonesia hanya bertengger di urutan 63 dari 72 negara yang disurvei. Anak-anak Indonesia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menonton televisi daripada membaca dan belajar.

Selain itu, menurut survai UNESCO, hanya 1 di antara 1.000 orang Indonesia yang punya minat baca serius.  Minat baca orang Indonesia pun tergolong rendah. Minat baca orang Indonesia hanya menempati di urutan 60 dari 61 negara yang disurvei.

Kompetensi guru menjadi salah-satu hal penting yang kurang dibenahi.  Guru bukan pekerjaan yang populer di Indonesia. Wibawa guru di Indonesia kian merosot. Kondisi Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) tidak kunjung dibenahi. 

Jika pemerintah serius membenahi masalah pendidikan, LPTK harus dihargai dan dibenahi dengan baik. Pemerintah harus mengangkat kembali citra guru yang sebagai profesi yang mulia.

Siswa-siswi Indonesia sempat diramalkan tidak akan mampu bersaing di level internasional jika kondisinya seperti ini terus. Pemerintah memang berusaha membuat berbagai kebijakan agar pendidikan di Indonesia bisa adil dan merata. Namun dukungan Presiden dan lembaga legislatif agaknya kurang. 

Dalam pemilihan presiden kali ini tidak ada capres dan cawapres yang menganggap serius kondisi pendidikan Indonesia. Pendidikan seolah menjadi pemanis saja dalam debat capres dan cawapres. Pendidikan tidak pernah menjadi fokus perhatian pemerintah.

Sudah banyak usaha memang untuk memajukan pendidikan Indonesia. Namun semua itu belum cukup selama tidak ada perhatian yang intens dari pemerintah, DPR, sektor swasta dan lain sebagainya. Pemerintah hendaknya lebih serius membenahi masalah pendidikan. Usaha pemeritah dalam pendidikan selama ini bagaikan coba-coba. 

Sejak zaman Orde Baru,  berbagai macam hal telah dilakukan pada pendidikan kita. Mulai dari gonta-ganti kurikulum, perubahan orientasi pendidikan dan lain sebagainya. Upaya coba-coba ini tidak banyak menuai hasil.

Di era Jokowi, pendidikan dasar dan menengah dibedakan dengan pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi berada di bawah Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi. Sedangkan pendidikan dasar dan menengah berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pendidikan bukan sekadar transfer ilmu dan keterampilan. Lebih dari itu, pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter. Pendidikan diharapkan menghasilkan insan-insan yang bermoral dan berakal budi. 

Tantangan pendidikan kita saat ini adalah bagaimana menghasilkan individu yang cerdas dalam IPTEK dan juga bermoral. Agaknya sistem pendidikan kita di masa lalu belum mampu menghasilkan individu yang cerdas sekaligus bermoral.

Tingginya indeks korupsi di negeri kita tidak bisa dilepaskan dari individu-individu yang dibesarkan di masa lalu. Mereka dididik untuk taat kepada negara yang totaliter. Korupsi tumbuh dalam pendidikan yang tidak demokratis dan birokratis. Pendidikan yang totaliter hanya akan menghasilkan individu-individu yang kaku dan tidak kreatif. 

Pendidikan di masa Orde Baru membuktikan bahwa sistem politik yang totaliter akan menyebabkan terpasungnya anak didik dalam atmosfir pembelajaran yang tidak membebaskan nalar. Keterpasungan anak didik akan menyebabkan ledakan aspirasi kebebasan seperti yang kita lihat pada demonstrasi mahasiswa 1998.

Di masa depan, akan sangat dibutuhkan individu-individu yang kreatif dan mampu tidak terjebak di masa lalu negeri. Revolusi Industri 4.0 sangat membutuhkan individu yang mampu menalar secara bebas. 

Hanya dalam sistem politik dan ekonomi yang inklusif, kemajuan ekonomi dan industri  berkembang cepat. Amerika Serikat sebagai negara berteknologi tinggi telah membuktikan bahwa demokrasi berkorelasi dengan inovasi dan kreativitas.

Memang kita tidak bisa mengabaikan China yang masih komunis. Namun, sistem pendidikan di AS berusaha mendorong talenta-talenta terbaik untuk maju. Tidak ada anak yang bodoh, yang ada adalah anak yang belum mengasah potensinya secara maksimal. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus didukung olehh sistem sosial, ekonomi, dan politik yang mendukung.

Sayangnya, mental rakyat Indonesia belum sanggup melakukan perubahan budaya yang begitu cepat. Ketidakmampuan ini diakibatkan belum meratanya infrastruktur teknologi di seluru wilayah Indonesia. 

Di dalam politik kita pun masih menemui budaya patron-klien, feodalisme, kronisme, dan  birokrasi yang  belum maju. Kita belum bisa menghargai merit system dalam birokrasi kita.

Pendidikan Indonesia di masa depan tidak bisa dilepaskan dari teknologi. Namun sebelum mereka mempelajari IPTEK, mereka harus dididik untuk hidup bermoral dan bernalar kritis. Moral kita sebagai bangsa tengah merosot tajam. Padahal moral adalah fondasi sebuah bangsa. Jika moral sebuah bangsa rusak, maka bisa dipastikan bangsa itu akan menemui kehancuran.

Ini menjadi beban berat bagi pendidik, di tengah keterbatasan pemerintah dalam memberikan gaji. Kita juga tidak bisa berharap pada tenaga pendidik saja. Seluruh komponen bangsa harus terlibat untuk mendidik generasi muda. Pendidikan di rumah dan lingkungan juga amat berperan penting untuk menghasilkan generasi muda yang bermoral.

Inovasi-inovasi dalam pendidikan juga harus digalakkan. Di era Revolusi Industri 4.0 ini, metode pembelajaran yang sudah kuno tidak bisa dipertahankan lagi. Harus dikaji dan diteliti bagaimana pengajaran menjadi menarik dan dilengkapi dengan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan anak didik.

Penutup

Pendidikan adalah investasi penting bagi kemajuan bangsa Indonesia di masa datang. Pendidikan adalah kunci menuju Indonesia yang lebih baik. Pemerataan pendidikan menjadi suatu hal yang mutlak. Negara harus menjamin hak warga negara untuk mendapat pendidikan yang berkualitas. Negara tidak boleh absen dalam mendidik warga negaranya.

Ketertinggalan Indonesia tidak bisa dianggap remeh begitu saja. Banyak hal yang harus dibenahi dari segi pendidikan. Kompetensi guru menjadi hal yang penting. Negara harus membiayai ekstra para pendidik kita. Anggaran yang besar tidak berarti sektor pendidikan harus beres begitu saja. Harus ada tindakan ekstra.

Pemerintah Indonesia harus mampu membereskan masalah pendidikan. Ketertinggalan Indonesia harus dikejar. Dan hal ini melibatkan seluruh komponen bangsa. Investasi dalam sumber daya manusia merupakan kemestian. Hampir semua negara-negara maju berinvestasi pada pendidikan. Indonesia juga harus demikian. Insya Allah, Indonesia akan menjadi lebih baik di masa datang. Wallahu a'lam bisshowab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun