Kondisi pendidikan Indonesia terkini
Beberapa indikator menunjukkan betapa rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara lain.Â
Survei yang dilakukan oleh OECD (Organization for Economics Cooperation and Development) yang disebut dengan PISA (Programme for International Students Assessment) menunjukkan kemampuan membaca, matematika, dan sains anak-anak Indonesia hanya bertengger di urutan 63 dari 72 negara yang disurvei. Anak-anak Indonesia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menonton televisi daripada membaca dan belajar.
Selain itu, menurut survai UNESCO, hanya 1 di antara 1.000 orang Indonesia yang punya minat baca serius. Â Minat baca orang Indonesia pun tergolong rendah. Minat baca orang Indonesia hanya menempati di urutan 60 dari 61 negara yang disurvei.
Kompetensi guru menjadi salah-satu hal penting yang kurang dibenahi. Â Guru bukan pekerjaan yang populer di Indonesia. Wibawa guru di Indonesia kian merosot. Kondisi Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) tidak kunjung dibenahi.Â
Jika pemerintah serius membenahi masalah pendidikan, LPTK harus dihargai dan dibenahi dengan baik. Pemerintah harus mengangkat kembali citra guru yang sebagai profesi yang mulia.
Siswa-siswi Indonesia sempat diramalkan tidak akan mampu bersaing di level internasional jika kondisinya seperti ini terus. Pemerintah memang berusaha membuat berbagai kebijakan agar pendidikan di Indonesia bisa adil dan merata. Namun dukungan Presiden dan lembaga legislatif agaknya kurang.Â
Dalam pemilihan presiden kali ini tidak ada capres dan cawapres yang menganggap serius kondisi pendidikan Indonesia. Pendidikan seolah menjadi pemanis saja dalam debat capres dan cawapres. Pendidikan tidak pernah menjadi fokus perhatian pemerintah.
Sudah banyak usaha memang untuk memajukan pendidikan Indonesia. Namun semua itu belum cukup selama tidak ada perhatian yang intens dari pemerintah, DPR, sektor swasta dan lain sebagainya. Pemerintah hendaknya lebih serius membenahi masalah pendidikan. Usaha pemeritah dalam pendidikan selama ini bagaikan coba-coba.Â
Sejak zaman Orde Baru, Â berbagai macam hal telah dilakukan pada pendidikan kita. Mulai dari gonta-ganti kurikulum, perubahan orientasi pendidikan dan lain sebagainya. Upaya coba-coba ini tidak banyak menuai hasil.
Di era Jokowi, pendidikan dasar dan menengah dibedakan dengan pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi berada di bawah Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi. Sedangkan pendidikan dasar dan menengah berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.