Mohon tunggu...
Hanvitra
Hanvitra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus Departemen Ilmu Politik FISIP-UI (2003). Suka menulis, berdiskusi, dan berpikir.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

[Resensi Buku] Krisis Arab dan Masa Depan Dunia Islam

10 Juli 2018   06:04 Diperbarui: 10 Juli 2018   07:39 1945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dunia Islam terus menerus dilanda krisis sejak beberapa dekade ini. Di dunia Arab, khususnya, pertikaian antara faksi-faksi Islam telah terjadi sejak beberapa tahun ini. Dunia Arab telah dilanda krisis yang parah setelah munculnya Arab Spring yang dimulai dari Tunisia lalu ke Libya, Mesir, Syiria, dan Yaman. Namun Arab Spring bukan hanya berhasil mengjungkalkan rezim namun malah menciptakan rezim monster yang jauh lebih kejam.

Di Mesir, para pemuda dan massa rakyat berhasil menumbangkan rezim Husni Mubarak yang telah berkuasa selama puluhan tahun. Mereka pun mengangkat Muhammad Mursi sebagai presiden. Namun hal ini tak berlangsung lama. 

Militer melakukan kudeta dan mengangkat Jenderal Abdel Fattah el-Sisi sebagai presiden Mesir. Mursi pun ditangkap dan terancam dijatuhi hukuman mati. Ikhwanul Muslimin dinyatakan sebagai organisasi terlarang.

Jelas ada kepentingan Barat dibalik kudeta militer Mesir. Barat jelas tidak menginginkan partai-partai Islam menguasai pemerintahan. Barat menginginkan kaum sekuler yang diwakili oleh militer untuk menguasai pemerintahan. Bagi Barat, Islam adalah momok yang menakutkan.

Beberapa fenomena yang terjadi di dunia Islamlah yang diangkat oleh Buya A. Syafii Maarif dalam buku ini. Yang jelas, Buya melalui buku ini mengisahkan kekhawatirannya mengenai masa depan dunia Islam, khususnya dunia Arab. Dunia Arab kini dilanda krisis moral luar biasa. Para pemimpinnya tidak lagi memperdulikan nasih rakyat mereka yang kini hidup mengungsi ke beberapa negara tetangga, bahkan negara-negara Eropa. 

Krisis Suriah adalah salah-satu contohnya. Menurut Buya, Bashar al-Asad tidak lagi memperdulikan kelanjutan hidup rakyatnya. Perang antara pemerintaah Syiria yang dikuasai oleh Bashar al-Asad dengan kaum pemberontak nyaris tak pernah berhenti. Keduanya mengklaim telah berhasil saling menghancurkan. Tak ada lagi kota-kota di Syiria yang selamat dari ledakan bom. 

Di tengah pembantaian rakyat Syiria dalam perang yang tak kenal ampun ini, Amerika Serikat dan Rusia saling memperebutkan pengaruh di Timur Tengah. Mereka bermain api dengan negara-negara Timur Tengah. Rivalitas a la Perang Dingin seakan berlanjut kembali dalam konflik Timur Tengah.

Sementara itu, negara-negara Arab kaya minyak seakan tidak mau tahu dengan nasib pengungsi Syiria. Mereka bagaikan dianggap najis oleh negara-negara petrodollar itu. Hanya Bahrain dalam catatan Buya yang mau menampung 5.000 pengungsi Syiria.

 Menurut Buya, Islam pun dilanda krisis yang parah. Apa yang terjadi di Timur Tengah ini tidak lepas dari krisis politik yang telah terjadi sejak zaman para sahabat dan tabi'in dan kemudia dilanjutkan oleh para khalifah dan raja-raja. Konflik Sunni dan Syiah adalah warisan masa lalu yang seharusnya dilupakan saja. Umat Islam harus beranjak masa lalu dan mengukir masa depan yang lebih baik.    .

Sayangnya, sebagian elit politik ingin mempertahankan konflik ini atas berbagai macam kepentingan.  Iran adalah salah-satu negara yang berada di belakang rezim Bashar Al-Asad. Iran menyuplai senjata untuk pemerintah Baathisme Syiria untuk memusnahkan ISIS dan kaum pemberontak. Konflik Syiria seakan tidak ada habis-habisnya.

Menurut Buya, umat Islam di seluruh dunia harus jernih melihat permasalahan yang ada. Konflik Syiria jelas menguntungkan Israel. Umat Islam harus mengubah masa kini yang carut-marut dengan memandang ke masa depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun