Mohon tunggu...
Hanung Prayoga
Hanung Prayoga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Popbela.com, Melawan Kekerasan terhadap Perempuan pada Platform Media Digital

25 November 2021   15:12 Diperbarui: 25 November 2021   15:34 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ariel yang merupakan figur publik ternyata juga pernah mengalami kekerasan berbasis gender online. Hal ini ia temui pada komentar maupun pesan dari pelaku kekerasan di akun instagram pribadinya. Bentuk kekerasan yang ia temui adalah body shamming dan bentuk ancaman orang lain terhadap dirinya.

"Ironinya adalah masih ada orang atau masyarakat yang tidak sadar bahwa bentuk kekerasan semacam itu bukanlah sesuatu yang patut untuk disampaikan ke orang lain," kata Ariel bercerita. Ariel menambahkan bahwa hal tersebut memilki dampak yang besar terhadap diri seseorang yang menjadi korban.

Obrolan ini juga dilanjutkan dengan membahas Popbela.com yang menginisiasi Pejuang Pulih untuk mereka yang mengalami anxiety dan trauma sebab kekerasan yang pernah dialami. Pejuang Pulih merupakan inisiatif dari Popbela.com yang bertujuan untuk mengajak kaum perempuan yang sempat mengalami kekerasan berbasis gender agar dapat bangun dan pulih kembali.

Ariel juga berkesempatan membagikan kiat-kiat untuk melawan kekerasan berbasis gender online yang ia lakukan seperti misalnya memberi respon tegas kepada pelaku dengan tujuan mengedukasi bahwa hal tersebut tidak seharusnya dilakukan. 

Selanjutnya apabila kekerasan tersebut ditemui di sosial media maka langkah yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan fitur-fitur di aplikasi media sosial untuk menghindarkan diri kita dari kekerasan di dunia digital. 

Fitur-fitur yang dapat digunakan seperti misalnya fitur blokir, fitur saring komentar serta fitur untuk membatasi akun yang dapat menjangkau akun kita. Bahkan apabila pelaku kekerasan sudah dirasa berlebihan maka kita dapat melaporkan akun pelaku agar mereka mendapat sanksi.

Selain itu, Prita menambahkan bahwa kontrol diri akan sesuatu yang dihadapi ada pada diri sendiri, sehingga hal yang paling mungkin dapat dilakukan pertama kali adalah menerima bahwa diri kita tidak dapat menjadi sempurna. Diri kita tentunya juga memiliki kekurangan dan kita tidak dapat selalu membuat orang lain merasa senang, namun tidak ada yang salah dengan hal itu. 

Cara lain yang dibagikan Prita adalah tidak menanggapi bentuk tindakan negatif orang lain. Sekalipun tindakan tersebut perlu dihadapi maka menghadapinya adalah dengan cara yang tidak perlu serius. Sebab, apabila dihadapin dengan tanggapan yang serius tentunya akan sangat melelahkan dan tidak ada ujungnya justru merugikan diri kita. 

Hal lain yang perlu diterapkan adalah mencintai diri sendiri. Bentuk mencintai diri sendiri adalah menerima dan mengapresiasi sebaik mungkin segala sesuatu yang ada pada diri kita. Kita dapat juga melakukan hal membuat kita bahagia sebagai bentuk mencintai diri sendiri selagi itu tidak merugikan orang lain.

"Kita memang perlu bersikap baik kepada orang lain, namun tidak kalah pentingnya untuk bersikap baik pada diri sendiri. Berbuat baik, berkata yang baik juga memberi apresiasi baik pada diri sendiri adalah bentuk mencintai diri sendiri," ujar Judithya di akhir sesi obrolan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun