Mohon tunggu...
Hanung Abdul Muqiit
Hanung Abdul Muqiit Mohon Tunggu... Seniman - Korean Drama and Javanese Culture Enthusiast

Penggemar drama korea dengan genre Komedi, Romansa, Slice Of Life dan Kehidupan Sekolah. Sekaligus pecinta budaya jawa: Wayang Kulit, Karawitan, Tari Jawa, dan lain sebagainya. Juga menggemari budaya pop lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Music

Resensi Lagu Tradisi "Gending Tejanata", Nuansa Pancaran Wibawa Raja dalam Alunan Gamelan

23 November 2021   19:52 Diperbarui: 23 November 2021   20:10 1112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul Album Javanese Court Gamelan

Identitas Lagu

Judul lagu: Tejanata

Jenis: Ketawang Gending 

Laras: Pelog

Titi Laras: Pathet Lima

Ketuk: 2 kerep (merong) minggah ladrang

Dirangkai dengan gending: Ladrang Sembawa dan Ladrang Playon

Saya akan membahas sebuah bentuk resensi yang tidak biasa. Jika biasanya Anda akan dengan mudah menemukan resensi buku, film, series, ataupun musik, kali ini saya akan meresensi lagu tradisional Jawa. Bagi sebagian besar orang Indonesia saat ini, musik tradisi dinilai ketinggalan zaman. 

Anak muda zaman sekarang lebih menggandrungi musik pop barat ataupun K-pop. Musik tradisi hanya dianggap sebagai suatu khazanah yang eksistensinya pun belum tentu mereka ketahui. Namun bagi beberapa orang (termasuk saya), musik tradisi khususnya karawitan Jawa dapat dinikmati layaknya musik pop di masa kini. 

Bagi saya, gamelan dapat menyajikan perasaan terdalam manusia dan menggugah hati pendengarnya. Sebagai disclaimer, saya bukan merupakan akademisi maupun praktisi karawitan. saya menulis resensi ini sebagai penikmat musik tradisi. 

Demikian pula sebuah lagu klasik jawa (disebut juga gending) yang berjudul Tejanata. Nama ini diambil dari bahasa jawa kuno dan krama yakni teja yang berarti sinar dan nata yang berarti raja. Jika dirangkai, Tejanata berarti sinar sang raja. Gending ini disajikan dalam perangkat gamelan berlaras pelog, dengan titi laras pelog lima. Gending dengan titi laras pelog lima sendiri memiliki ruang khusus di hati saya. 

Hal ini dikarenakan gending-gending yang memiliki titi laras pelog lima seperti Ketawang Ibu Pertiwi, Majemuk, Ladrang Ubaya, Gending Daradasih, dan lain sebagainya, memiliki nada-nada yang gagah dan berwibawa. maka sangat layak jika Gending Tejanata ini memiliki titi laras pelog lima. Bagi Anda yang kurang familiar dengan titi laras pelog lima, titi laras ini memiliki tangga nada yang memiliki kekhasan dalam nada pelog. Hal ini karena titi laras ini menyentuh nada 4 (pat) yang jarang terdengar di titi laras pelog 6 dan pelog barang. 

Gending ini berjenis ketawang gending. Gending ini disajikan dalam irama bedhayan dengan iringan vokal. Tejanata biasa disajikan dalam rangkaian beserta Ladrang Sembawa setelahnya kemudian diteruskan dengan Ladrang Playon. Penyajian Gending Tejanata (dalam garap bedhayan) didahului dengan pathetan lima ageng, lalu diawali dengan buka rebab. 

Bagian merong terdiri dari tiga cengkok (3 kali gong) dalam enam rambahan (6 kali pengulangan), kemudian inggah lima rambahan. Alunan berlanjut ke Ladrang Sembawa sepanjang enam rambahan dan diakhiri dengan Ladrang Playon yang diulang enam kali pula. Sajian ditutup dengan pathetan lima jugag. Penyajiannya menggunakan instrumen kendang setunggal dan instrumen gamelan lainnya secara lengkap. 

Seperti namanya, lirik dalam gending ini menggambarkan kewibawaan raja. Berikut lirik (cakepan) gending Tejanata.

Pamarsudi seseg gendhing Tejanata, andhe

Ing ri kulem kemis ping catur kang a candra, andhe

Madilakir umadadya Ehe kang warsa,

Sinengkalan Toyeng Dyah Swaraning Jalma,

Kang ginita Banjaransari yuda,

Lan narpa dyah Galuh prawireng ayuda,

Prabu Kenya ngrasuk busana bra mulya,

Amakutha, jejamang kinarawistha.

Terjemahan bebas (Wijaya, 2013)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun