Teknologi telah mengubah banyak aspek dalam dunia bisnis, termasuk proses audit. Dengan kemunculan perangkat lunak audit otomatis, banyak yang mempertanyakan apakah peran auditor manusia masih diperlukan? Di satu sisi, teknologi menawarkan banyak kemudahan, mulai dari pengolahan data yang lebih cepat hingga analisis yang lebih akurat.Â
Namun, ada kekhawatiran bahwa penggunaan teknologi secara berlebihan dapat mengurangi pentingnya peran auditor manusia dalam memvalidasi dan memastikan integritas keuangan perusahaan. Dari yang kita ketahui, Proses audit menjadi jauh lebih efisien dengan bantuan teknologi.Â
Dimana perangkat lunak audit modern mampu memproses jutaan transaksi dalam waktu singkat, mendeteksi anomali, dan menghasilkan laporan yang komprehensif dengan kecepatan yang tak tertandingi oleh karena itu hal ini sangat membantu perusahaan dalam menghemat waktu dan biaya yang biasanya diperlukan untuk audit manual.
Meskipun begitu, kecepatan ini tidak selalu sebanding dengan kualitas. Karena perangkat lunak bergantung pada data yang dimasukkan, jika datanya salah atau tidak lengkap, hasilnya bisa keliru.Â
Di sinilah peran penting auditor manusia muncul. Teknologi mungkin mampu mendeteksi pola dan anomali, tetapi ada elemen evaluasi dan intuisi yang hanya bisa dilakukan oleh manusia. Auditor tidak hanya memeriksa data, tetapi juga harus menilai apakah data tersebut menggambarkan situasi yang sebenarnya.Â
Dalam beberapa situasi yang tidak standar, perangkat lunak audit juga terbukti kurang fleksibel. Misalnya, ketika sebuah perusahaan mengalami perubahan besar dalam operasional atau bahkan krisis, teknologi mungkin gagal menangkap dampak dari perubahan tersebut pada laporan keuangan.Â
Oleh karena itu peran Auditor manusia disini digunakan yang fungsinya mereka bisa  melihat situasi secara lebih menyeluruh, dapat menilai risiko tak terduga dan berkomunikasi langsung dengan manajemen untuk memahami kondisi perusahaan yang sebenarnya.
Selain itu, salah satu aspek penting dari proses audit adalah hubungan interpersonal antara auditor dan klien. Auditor manusia memiliki kemampuan untuk berdialog, memberikan rekomendasi berdasarkan pengalaman, dan menjelaskan temuan audit secara langsung kepada manajemen. Interaksi seperti ini sulit dilakukan oleh teknologi.Â
Kepercayaan antara auditor dan klien juga sering menjadi faktor kunci keberhasilan audit, sesuatu yang sulit dicapai jika hanya mengandalkan sistem otomatis. Meski begitu, manfaat dari penggunaan teknologi dalam proses audit tidak bisa diabaikan.Â
Dengan adanya software audit, auditor manusia bisa lebih fokus pada aspek strategis dari audit, seperti mengawasi penggunaan teknologi dalam proses tersebut. Ini membuat auditor memainkan peran yang lebih strategis dan berfokus pada pengawasan, memastikan sistem audit tetap sesuai dengan regulasi dan standar yang berlaku.
Namun, auditor tidak bisa hanya duduk diam dan membiarkan teknologi mengambil alih. Dengan cepatnya perkembangan teknologi, auditor manusia juga harus beradaptasi.Â
Mereka perlu belajar menggunakan alat-alat baru ini, memperbarui pengetahuan, dan tetap relevan di tengah perubahan yang ada. Teknologi seharusnya dilihat sebagai alat yang memberdayakan auditor untuk bekerja lebih efisien, bukan sebagai ancaman yang akan menggantikan mereka.Â
Kasus-kasus seperti skandal Enron pada awal 2000-an dan Wirecard pada tahun 2020 memberikan pelajaran penting tentang keterbatasan teknologi dalam audit. Dalam kasus Enron, meskipun teknologi dan data besar bisa saja digunakan untuk mendeteksi kecurangan, auditor gagal dalam peran mereka karena terlalu bergantung pada sistem dan kurang melakukan verifikasi manual.Â
Kasus Wirecard juga menunjukkan bahwa teknologi saja tidak cukup untuk mendeteksi semua bentuk kecurangan. Di sini, pengalaman dan intuisi manusia menjadi sangat penting.
Manfaat teknologi dalam audit terutama terlihat pada efisiensi dan kapasitas analisisnya. Dengan teknologi, auditor dapat menganalisis data dalam jumlah besar dengan cepat, mengidentifikasi risiko yang paling signifikan, dan menghindari kesalahan manual.Â
Ini memungkinkan auditor untuk fokus pada area-area yang lebih kritis, seperti evaluasi risiko dan pengambilan keputusan strategis. Namun, ketergantungan yang berlebihan pada teknologi juga membawa risiko. Salah satunya adalah potensi serangan siber yang dapat merusak data keuangan yang diaudit.Â
Jika auditor hanya mengandalkan teknologi tanpa verifikasi manual, data yang diretas atau dimanipulasi bisa saja lolos tanpa terdeteksi, menghasilkan laporan yang salah. Ini menunjukkan bahwa teknologi tidak boleh berdiri sendiri dalam proses audit.
Untuk mengatasi tantangan ini, kolaborasi antara teknologi dan auditor manusia menjadi sangat penting. Teknologi seharusnya digunakan sebagai alat bantu yang memperkuat pekerjaan auditor, sementara auditor manusia tetap bertindak sebagai pengawas yang memvalidasi hasil dari sistem otomatis. Dengan cara ini, kedua elemen saling melengkapi dan memastikan hasil audit yang lebih akurat dan terpercaya.Â
Selain itu bagi auditor penting untuk terus memperbarui keterampilan mereka. Mereka harus menguasai perangkat lunak audit dan memahami bagaimana cara memanfaatkan hasil analisis teknologi tersebut untuk membuat keputusan yang lebih baik.Â
Di sisi lain, pengembang teknologi juga harus mempertimbangkan kebutuhan auditor dan memastikan bahwa alat-alat yang mereka buat dapat dengan mudah diintegrasikan ke dalam proses audit yang sudah ada.
Kesimpulannya, teknologi dalam proses audit bukanlah ancaman bagi auditor manusia, tetapi sebuah peluang untuk meningkatkan kualitas audit. Dengan teknologi, auditor dapat bekerja lebih efisien dan fokus pada area yang membutuhkan keahlian manusia.Â
Namun, penting untuk diingat bahwa teknologi tidak bisa menggantikan peran manusia sepenuhnya. Intuisi, pengalaman, dan pemahaman mendalam tentang bisnis masih menjadi elemen penting dalam menghasilkan laporan audit yang kredibel dan dapat dipercaya di sebuah perusahaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H