[caption caption="Pedagang Krupuk di Persimpangan - sumber gambar: hantus tommy"][/caption]
Sejak gelombang tsunami ekonomi bergelora,
banyak pekerja yang terputus oleh hubungan kerja.
Membuat pemberi kerja tak mampu ter-bebani,
karena tak ada sumber untuk mengisi pundi-pundi.
Sehingga aku berjuang untuk mengais rezeki,
diantara jendela ke jendela kendaraan di persimpangan.
Tak ada kata malu untuk mengejar rezeki,
Tak ada kata lelah untuk berusaha di persimpangan.
Lelah, bukan jadi alasan
Lelah, bukan jadi rintangan
Lelah, bukan jadi penghambat impian
setelah lelah, kembali bergelora
Lelah, bukan untuk dikenal
Lelah, bukan untuk menyerah
Lelah, hanya tanda jeda awal
setelah lepas, kembali gairah*
Karena gairah itu untuk...
mengejar impian, harapan, dan masa depan.
Balikpapan, 24 Pebruari 2016
Hantus Tommy dan *Ikhwanul Halim
Puisi ini hasil kolaborasi dengan komentar atau tanggapan dari *Bang Ikhwanul Halim berupa puisi di puisi saya yang berjudul Ku Tetap Melangkah. Puisi ini untuk mengejar jejak-jejak [100Puisi] Puisi “Orang-orang Kecil” di Kompasiana.
Puisi hantustommy yang lainnya di [100Puisi] Puisi “Orang-orang Kecil” di Kompasiana:
2. Anugerah Terindah dalam Hidupku
3. Walau Ku Tak Dapat Berjalan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H