Tahun 1999 pada masa pemerintahan BJ Habibie, pak Luhut ditunjuk sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Singapura. Sepeninggalan Presiden Soeharto dari Kepresidenan, hubungan kedua negara sempat terganggu dan kurang selarasnya komunikasi antar kedua negara. Berkat kepawaian Pak Luhut – tiga bulan pertama masa jabatannya- dalam berdiplomasi, mampu memulihkan hubungan kedua negara ke tingkat semula.
Tahun 2000 pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, Pak Luhut  ditarik dari Singapura sebelum masa baktinya berakhir, dipercayakan sebagai Menteri Perdagangan dan Industri Republik Indonesia. Periode sebagai Menteri sangat singkat (2000 – 2001), sesingkat usia pemerintahan Presiden Gus Dur.
Pak Luhut dilantik sebagai Kepala Staf Kepresidenan Indonesia yang pertama oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 31 Desember 2014, sampai akhirnya dipercayakan dan dilantik sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Indonesia.
Â
2. Darmin Nasution
Lahir 21 Desember di Tapanuli, Sumatera Utara, 21 Desember 1948.
Sebelum Pak Darmin dipercayakan untuk menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia, adapun pengalaman beliau adalah:
Pada tahun 2008, Pak Darmin sebagai Direktur Jenderal Pajak Menteri Keuangan Indonesia masa Pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan masa bakti: 21 April 2006 – 27 Juli 2009. Pada masa kepemimpinan Pak Darmin di Direktorat Jenderal Pajak, lahirlah suatu kebijakan yang disebut Sunset Policy. Kebijakan ini merupakan penghapusan sanksi administrasi bagi wajib pajak yang diterapkan guna meningkatkan pendapatan negara pada tahun 2008. Kebijakan ini diperpanjang hingga tahun 2009.
Pada tahun 2010, Pak Darmin dipercayakan memimpin Bank Indonesia sebagai Gubernur Bank Indonesia ke-14 pada masa Pemerintahan Presiden SBY dengan masa bakti: 1 September 2010 – 23 Mei 2013 yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia masa bakti: 27 Juli 2009 – 1 September 2010.
Jadi, meskipun Pak Luhut dan Pak Darmin adalah Putra Batak, beliau berdua bukan lagi milik orang Batak melainkan milik Bangsa Indonesia. Dengan prestasi yang dimiliki oleh beliau berdua –dengan prestasi masing-masing dimiliki– biarlah ditunjukkan kinerja yang optimal, jujur dan ber-integritas dalam menjalankan tugas dan tanggung-jawab masing-masing.
Selamat bekerja Pak Luhut dan Pak Darmin, berikan yang terbaik untuk negeri ini..