Mohon tunggu...
HL Sugiarto
HL Sugiarto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk dibaca dan membaca untuk menulis

Hanya orang biasa yang ingin menulis dan menulis lagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Menang Tak Selalu Senang

7 Agustus 2019   11:30 Diperbarui: 7 Agustus 2019   11:40 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kukuruyukuuukkkkk!

Pagi hari itu, seperti biasa, seekor ayam jago yang bebadan besar, dan hidup di sebuah peternakan tradisional, berkokok menyambut datangnya sang surya.

Ayam jago itu hidup di sebuah kandang terbuat dari kawat ayam yang disusun menjadi dinding berbentuk persegi panjang. Lebarnya kira-kira sepuluh meter dan memiliki panjang dua puluh meter, ditengah-tengah pelataran kandang itu terdapat sebuah bangunan kecil yang hanya beratapkan seng, didalamnya terdapat kotak-kotak kayu kecil berisi jerami dan ayam-ayam yang sedang mengerami telurnya.

Ayam-ayam yang berjumlah kurang lebih dua puluh ekor tersebut dibiarkan berkeliaran bebas di kandang berkawat tersebut dan diberi makan teratur dengan biji-bijian padi dan jagung. Walaupun begitu ayam-ayam tersebut terlihat sehat dan betinanya selalu menghasilkan telur setiap hari.

Di dalam kandang tersebut ternyata ada dua ekor ayam jago, yang satunya memang terlihat memiliki postur yang lebih besar dan gagah, sedangkan yang satunya lagi adalah ayam jago muda yang memiliki postur lebih kecil.

Pada suatu siang hari, sang peternak datang ke kandang untuk memberi makan ayam-ayam itu. Dengan sontaknya peternak itu menuangkan seember biji-bijian di pelataran kandang untuk memberi makan ayam-ayamnya dan sesudah itu ia kembali lagi ke dalam rumahnya. Terlihat ayam-ayam itu berebutan untuk mendapatkan biji-bjian yang berserakan dipelataran, termasuk dua ayam jago itu.

"Minggir kau, itu jatahku!" teriak ayam jago yang lebih kekar kepada ayam jago yang lebih muda dan ia melompat tinggi dan mematuk kepalanya.

"Aduuuhhhh!" ayam jago muda mengaduh kesakitan.

"Heeeiiii, jangan mentang-mentang kamu lebih besar terus mau enaknya saja!" seekor ayam betina menegur ayam jago itu.

"Diam, kau pikir siapa? Aku yang berkuasa d kandang ini," hardik ayam jago itu

"Hei..beraninya sama ayam betina, lawan aku kalau berani!" sergah ayam jago muda.

:"Kurang ajar, masih bau kencur berani melawan aku, ayo mari kita bertarung"

Lalu terjadilah pertarungan sengit antara kedua ayam jago itu, dan tak beberapa lama karena kalah pengalaman, ayam jago muda itu selalu terkena patukan paruh dan sabetan jalu lawannya,akhirnya ia mengeluarkan banyak darah akibat lukanya dan tidak kuat lagi berdiri, hanya bisa duduk merebahkan diri sebagai tanda menyerah.

"Ha...ha..! Sekarang lihat siapa yang pencundang"

Ayam jago muda itu hanya bisa tertunduk sambil menahan sakitnya, ia pun diam dan menerima hinaan itu saja.

Hari telah menjelang sore, sang istri peternak ayam yang sedang hamil tua ternyata ngidam ingin makan ayam jago dan meminta kepada suaminya untuk pergi ke kandang mengambil salah satu ayam jago yang ada dan menyembelihnya untuk dimasak.

Peternak itu pun segera bergegas ke kandang ayam menuruti permintaan isterinya, dan ketika ia sampai disitu, terlihat ayam jago muda yang lukanya masih berdarah sedang merintih di salah satu sudut kotak kayu tempat ayam betina bertelur. 

Ayam jago muda itu tidak terlihat sehat dan layak untuk dimakan, maka peternak itu pun berpaling dari ayam jago muda dan segera menangkap ayam jago lainnya yang sombong , yang tadinya telah semena-mena dan menganiaya ayam jago muda itu. Karena hari sudah gelap maka tak susahlah ayam jago yang sombong itu ditangkap oleh si peternak.

 Segera bergegaslah sang peternak ,membawa ayam jago sombong itu keluar kandang dan disembelih, kemudian setelah itu diserahkan kepada isterinya untuk dimasak.Ayam jago muda itu pun terselamatkan karena luka dan kekalahannya,dan ia akhirnya bisa menghabiskan sisa hidupnya dengan bahagia. di kandang itu.(hpx)

Cerita ini pernah dimuat di steempeak.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun