"Kamu sengaja ya? heh!" rengek Simon sambil meringis menahan sakitnya.
"Aduh... maaf Mon, tadi aku mau rem ini sepeda, tapi aku kaget sama teriakanmu, jadi aku kaget nggak sempat ngerem," jawabku sambil pura-pura menunjukkan rasa penyesalanku. Untungnya Simon tidak terluka, hanya wajahnya saja yang terlihat shock.
"Lain kali kalau mau ngomong atau teriak jangan dekat-dekat telingaku, biar aku nggak kaget ya!" aku pun turun dari sepedaku menjulurkan tanganku untuk membantu Simon bangun.
Sejak itu Simon, jarang sekali berteriak-teriak dekat telingaku, dan ajaibnya ia juga mengubah sikapnya, tidak lagi berteriak-teriak dekat telinga orang yang akan disapanya ataupun iseng-iseng mengagetkan orang melalui teriakannya, bahkan jadi lebih santun dalam berperilaku. Jadi pesan Pak Agus ada benarnya, salurkan emosi disaat yang tepat dan cara elegan tanpa menohok secara langsung tapi efektif.(hpx)
Surabaya, 19 Juli 2019
Tulisan ini pernah dimuat di steemit.com