Mohon tunggu...
HL Sugiarto
HL Sugiarto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk dibaca dan membaca untuk menulis

Hanya orang biasa yang ingin menulis dan menulis lagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gludak! Akhirnya Ia pun Menangis dan Diam

21 Juli 2019   12:19 Diperbarui: 21 Juli 2019   12:30 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kamu sengaja ya? heh!" rengek Simon sambil meringis menahan sakitnya.

"Aduh... maaf Mon, tadi aku mau rem ini sepeda, tapi aku kaget sama teriakanmu, jadi aku kaget nggak sempat ngerem," jawabku sambil pura-pura menunjukkan rasa penyesalanku. Untungnya Simon tidak terluka, hanya wajahnya saja yang terlihat shock.

"Lain kali kalau mau ngomong atau teriak jangan dekat-dekat telingaku, biar aku nggak kaget ya!" aku pun turun dari sepedaku menjulurkan tanganku untuk membantu Simon bangun.

Sejak itu Simon, jarang sekali berteriak-teriak dekat telingaku, dan ajaibnya ia juga mengubah sikapnya, tidak lagi berteriak-teriak dekat telinga orang yang akan disapanya ataupun iseng-iseng mengagetkan orang melalui teriakannya, bahkan jadi lebih santun dalam berperilaku. Jadi pesan Pak Agus ada benarnya, salurkan emosi disaat yang tepat dan cara elegan tanpa menohok secara langsung tapi efektif.(hpx)

Surabaya, 19 Juli 2019

Tulisan ini pernah dimuat di steemit.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun